Apa itu Petani Milenial?
- juragantaniantihoa
- Feb 3, 2023
- 2 min read
Petani milenial adalah petani yang usianya sekitar 19 hingga 39 tahun. Selain batasan umur, petani milenial juga harus punya diferensiasi berupa kecakapan dalam mengoperasikan teknologi pertanian mutakhir.
Generasi milenial dianggap paling mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi dan perkembangan zaman seiring penetrasi internet yang semakin meluas. Generasi ini diharapkan mampu memberi sumbangan nyata pada perkembangan pertanian nasional.
Sektor pertanian butuh sentuhan-sentuhan teknologi modern untuk menggenjot produksi pangan nasional. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian mendorong generasi milenial turut terjun ke sektor pertanian.
Tujuannya, antara lain untuk meningkatkan minat pemuda dalam bidang pertanian, menciptakan pertanian yang mengadopsi teknologi, menciptakan lapangan kerja baru dan sebagai upaya regenerasi petani.
Umumnya sektor pertanian diisi oleh generasi lama yang dianggap kurang mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Generasi milenial diharapkan mampu memberi warna baru dalam bidang pertanian.
Sementara itu, dari sisi adaptasi teknologi, generasi milenial ini dianggap paling mengerti dan mampu mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memanfaatkan teknologi berbasis data, pertanian nasional diharapkan mampu bersaing di kancah global.
Banyak peluang menjanjikan di sektor pertanian jika digarap dengan sempurna sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini. Peluang bisnis baru itu diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi generasi muda.
Indonesia mengalami bonus demografi yang ditandai dengan banyaknya jumlah generasi muda. Generasi perlu dikelola dengan baik sehingga mendapatkan pekerjaan yang layak. Salah satu sektor yang cukup menjanjikan adalah pertanian.
Banyak lahan di pelosok daerah yang belum digarap dengan baik. Itu membutuhkan sumber daya manusia untuk mengelolanya sehingga dapat menjadi nilai tambah bagi negara.
Regenerasi tenaga pertanian adalah masalah yang belum terselesaikan. Petani masih dianggap sebagai pekerjaan yang dipandang sebelah mata. Padahal, di banyak negara, pertanian adalah pekerjaan yang sangat bergengsi.
Pekerja pertanian misalnya, dianggap sebagai golongan yang kurang berpendidikan. Itu karena pekerjaan petani cenderung menggunakan otot. Bisa jadi ini disebabkan karena pertanian di Indonesia belum banyak mengadopsi teknologi mutakhir.
Kementerian Pertanian terus mendorong generasi muda untuk turut ambil bagian dalam mengembangkan sektor pertanian. Demi terciptanya dunia pertanian yang mampu memberi nilai lebih pada individu yang terlibat di dalamnya.
Dorongan itu diterjemahkan melalui sejumlah langkah strategis. Di antaranya dengan membentuk pendidikan vokasi. Saat ini Kementan telah membuka 7 Politeknik Pembangunan dan 3 Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK-PP).
Politeknik dan SMK-PP mendidik calon generasi muda pertanian yang siap bersaing, baik lokal maupun global. Lulusan diharapkan mampu adaptif dengan teknologi, sehingga pembangunan pertanian lebih efektif dan efisien.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong petani milenial untuk bekerja kreatif dan inovatif dalam menghadapi tantangan global yang mengancam ketahanan pangan nasional. SYL berharap, anak muda mampu menggagas ide besar dalam meciptakan peluang baru di masa yang akan datang.
Comments