Dadang Nagita Mengubah Hidup melalui Pertanian Modern
- juragantaniantihoa
- Jun 8, 2023
- 3 min read

Dadang Nagita adalah seorang petani yang menggeluti usaha pertanian di Desa Cikidang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Sebelumnya, Dadang pernah bekerja di sebuah instansi dengan atasan yang memberikan target dan perintah. Namun, ia merasa ingin memiliki lebih banyak kebebasan dalam bekerja dan menghabiskan waktu dengan keluarga. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk beralih ke bidang pertanian.
Dalam pandangannya, pertanian menawarkan keuntungan yang lebih besar, terutama jika didukung oleh perkembangan teknologi.
Menurut Dadang, pertanian tetap menjadi usaha yang stabil dan tidak pernah bangkrut selama manusia masih membutuhkan bahan pangan sebagai konsumsi sehari-hari. Itulah sebabnya ia percaya bahwa usaha pertanian, terutama yang didukung oleh teknologi maju, dapat memberikan manfaat yang lebih besar.
Awalnya, Dadang mencoba bertani di lahan terbuka dengan berbagai jenis komoditas. Namun, seiring berjalannya waktu, ia tertarik dengan budidaya paprika. Pada tahun 2020, ia memulai usaha pertaniannya dengan menanam paprika, dan hasilnya cukup memuaskan. Dadang merasa bahwa budidaya paprika lebih menguntungkan dan lebih mudah dalam proses budidayanya.
Dalam mengembangkan usahanya, Dadang membangun greenhouse seluas 1000 meter persegi dengan jumlah tanaman paprika sebanyak 2700 pohon. Meskipun dikatakan sebagai komoditas yang eksklusif dan jarang dibudidayakan, Dadang menyadari bahwa biaya budidaya paprika sebenarnya tidak jauh berbeda dengan budidaya di lahan terbuka. Modal awal yang dibutuhkan lebih besar karena membangun greenhouse, tetapi biaya budidayanya sendiri hampir sama.
Paprika menjadi komoditas yang menjanjikan karena permintaan pasar semakin meningkat. Hotel, restoran, dan supermarket adalah beberapa sektor yang membutuhkan pasokan paprika. Proses budidaya paprika sebenarnya tidak terlalu sulit, mirip dengan budidaya cabai di lahan terbuka. Tahap-tahap seperti penyemaian, penanaman, dan pemeliharaan tanaman sama dengan cabai biasa. Mulai dari tanam hingga panen, paprika membutuhkan waktu sekitar 90 hari atau sekitar 3 bulan.
Keuntungan budidaya paprika adalah fleksibilitas dalam jadwal panen. Dadang dapat menyesuaikan jadwal panen sesuai dengan kebutuhan pasar. Berbeda dengan cabai yang biasanya dipanen seminggu sekali, paprika bisa dipanen satu kali dalam seminggu, dua kali, atau bahkan tiga kali tergantung dari kebutuhan pasar.
Baca juga:
Dalam merawat tanaman paprika, Dadang menerapkan sistem hidroponik dengan irigasi tetes. Pemberian pupuk dan nutrisi kepada tanaman dilakukan secara otomatis dengan bantuan mesin. Dadang juga melakukan pemangkasan tunas-tunas menjadi pewilan karena karena tunas paprika akan terus tumbuh seiring bertambahnya umur tanaman.
Dalam video di Youtube Kementerian Pertanian, Dadang Nagita menjelaskan tentang penanaman paprika dengan menggunakan sistem Smart farming. Ia menggunakan teknologi nataphim, di mana semua indikator yang diperlukan ada dalam peralatan tersebut. Dengan itu dia hanya perlu mengatur pengaturan alat sesuai dengan kebutuhan, seperti frekuensi penyiraman yang dilakukan sebanyak 4 kali dalam sehari.
Dalam sistem ini, Dadang menggunakan kontrol SC (suhu dan kelembaban) serta PH (tingkat keasaman) yang dikondisikan di dalam alat. Hal ini memungkinkan pengaturan nutrisi dan pH secara otomatis saat memberikan nutrisi kepada tanaman.
Dengan adanya alat tersebut, ia tidak perlu melakukan pengukuran secara manual. Larutan nutrisi yang diberikan kepada tanaman sudah dikendalikan oleh alat tersebut. Ia hanya perlu menyediakan nutrisi dan air, sementara proses pencampurannya dilakukan oleh alat secara otomatis. Keuntungan lain dari penggunaan Smart farming ini adalah kemampuan alat untuk bekerja secara otomatis, sehingga tidak perlu repot mencampur dan menyiram tanaman secara manual.
Dadang mengungkapkan kelebihan menggunakan Smart farming dibandingkan dengan metode tradisional adalah efisiensi waktu dalam pemeliharaan tanaman dan pemberian nutrisi. Dengan sistem ini, waktu yang dibutuhkan untuk memberikan nutrisi kepada tanaman menjadi lebih singkat dibandingkan dengan cara manual.
Penggunaan sistem smart farming dengan teknologi Greenhouse, menurut Dadang dapat mengurangi biaya produksi hingga 40%. Dengan berkurangnya biaya produksi, petani dapat memperoleh lebih banyak keuntungan. Selain itu, ia juga dapat mengontrol harga jual produk mereka.
Dadang juga menjelaskan bahwa saat ini ia menyuplai produknya ke supermarket dan restoran, termasuk sebuah kerjasama dengan Pizza Hut untuk menyuplai outlet wilayah Tangerang sebanyak 28 outlet.
Dadang mengungkapkan bahwa dalam proses budidayanya, ia mendapatkan dukungan dan bantuan baik dalam bentuk materi maupun ilmu dari pemerintah dan swasta. Ia menekankan bahwa pertanian bukanlah pekerjaan yang hina dan kotor, melainkan pekerjaan yang mulia karena menyediakan kebutuhan banyak orang.
Dalam salah satu arahannya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa usaha di sektor pertanian memiliki prospek yang menjanjikan. Terbukti, ketika masa pandemi semua sektor anjlok, sementara sektor pertanian bisa tetap tumbuh.
"Pertanian tidak ada matinya. Peluang ini sangat besar di agribisnis, selama manusia membutuhkan makanan, pertanian pasti jaya," ujar Mentan SYL.
Hal itu dibuktikan sendiri oleh Dadang di mana bisnis pertanian yang digelutinya tetap berjalan baik selama pandemi. Ia mendorong generasi muda untuk tidak takut terjun ke dunia pertanian karena memiliki prospek yang besar, terutama karena pertanian berhubungan dengan kebutuhan pokok masyarakat.
Comments