Food Estate Kalteng Cegah Kebakaran Hutan, Mentan SYL: Bisa Jadi Role Model Nasional
- juragantaniantihoa
- Mar 21, 2023
- 3 min read

Program food estate atau lumbung pangan nasional yang digawangi oleh Kementerian Pertanian (Kementan) mempunyai berbagai manfaat khususnya dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan nasional.
Keberadaan food estate di Kalimantan Tengah misalnya, tak hanya berfungsi sebagai lumbung pangan, melainkan juga memberi manfaat terhadap kelangsungan lingkungan hidup dengan mengurangi kebakaran hutan.
Sebelumnya, masyarakat Kalteng membuka lahan baru dengan membakar hutan yang berdampak buruk bagi ekosistem karena dapat membakar area hutan yang lain. Selain itu pembakaran hutan juga menghasilkan polusi udara juga berdampak buruk terhadap lingkungan.
Membuka lahan baru dengan membakar disebut merupakan cara yang paling murah dan cepat tanpa harus bersusah-payah. Cara tersebut dilakukan karena keterbatasan dana yang dimiliki masyarakat pertanian setempat. Bila menggunakan alat berat, maka harganya bisa sangat tinggi.
Dengan program food estate, masyarakat Kalteng kini tak perlu menggunakan cara lama itu, karena masyarakat mendapat fasilitas memadai dari Kementan untuk menghidupkan lahan baru, atau membuka lahan baru.
Manfaat tersebut diakui Timang, salah satu petani dari Kelompok Tani (Poktan) Ulin Berkarya, Desa Gurung, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pisau, Kalteng. Kata dia, semenjak program food estate berjalan banyak petani lain yang dapat mengubah perilaku bertaninya.
Tadinya masyarakat membuka lahan baru dengan cara membakar, tetapi setelah ada program yang sokong oleh pemerintah ini, perilaku masyarakat berubah karena telah mendapatkan kemudahan dari Kementan.
"Sebelumnya, kami memang sudah bertani tapi semampunya saja. Sekarang kami bisa menanam padi sawah dan bisa berhenti melakukan kegiatan yang istilahnya sistem padi gunung atau sistem bakar. Maka dari itu, kami manfaatkan ini dengan sebaik mungkin," jelas Timang.
Timang melanjutkan, program food estate ini tidak semata-mata membuka lahan baru dari yang tadinya masih berbentuk hutan, tetapi juga menghidupkan lahan-lahan yang sudah ada namun terlantar dan kurang produktif.
“Dengan memanfaatkan lahan-lahan tersebut, maka tidak perlu lagi melakukan pembukaan lahan baru dengan cara membakar hutan atau lahan gambut yang sangat rentan terhadap kebakaran,” kata Timang.
Sedangkan jika terpaksa harus membuka lahan baru, Timang menambahkan, maka akan menggunakan cara-cara modern menggunakan peralatan canggih yang disediakan oleh Kementan.
"Kalau tanah seperti ini dulu awalnya pertanian padi gunung. Kemudian pernah sempat ditanami karet. Tapi keduanya tidak menguntungkan, apalagi kalau datang musim hujan, bisa terendam," kata Timang.
Di tempat berbeda, Ketua Kelompok Tani Merpati Putih, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalteng Komarudin mengatakan, food estate memberikan manfaat dalam peningkatan produktivitas bagi lahan yang semula tidak produktif.
Food estate membantu menghidupkan kembali lahan yang terendam air selama bertahun-tahun yang tadinya sudah tidak bisa ditanami. Petani merasakan manfaat program ini secara langsung.
Penyebab lahan petani terendam air itu di antaranya karena tanggul air yang rusak. Setelah diperbaiki oleh pemerintah, lahan yang mati suri itu kini hidup kembali dan bahkan bisa membuat masyarakat setempat kembali bekerja.
"Kami bisa menanam kembali, malah tadinya saya kerja serabutan saja karena tidak ada lahannya yang bisa digarap," jelas Komarudin.
Komarudin berharap program food estate dapat terus disempurnakan dan terus berjalan meskipun Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak menjabat presiden lagi.
Atas kesuksesan itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) meyakini program food estate di Kalimantan Tengah (Kalteng) dapat menjadi role model bagi program food estate di tingkat nasional.
Baca Juga
Dia melanjutkan, perkembangan food estate di Kalteng mulai terlihat positif. Ia pun berharap Kalteng nantinya dapat menjadi lumbung pangan nasional.
“Pengembangan food estate (di Kalteng) ini dilakukan dengan cara meningkatkan infrastruktur, peningkatan produksi, dan produktivitas, serta menambah indeks pertanaman (musim tanam)," ungkap politisi Partai NasDem ini dalam keterangan tertulis yang diterima JTAH, Senin (20/3/2023).
Menurut mantan Gubernur Sulawesi Selatan 2 periode ini, program food estate atau Lumbung Pangan Nasional memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Dirinya berharap program food estate ini diharapkan mampu melipatgandakan produksi pangan nasional sehingga Indonesia tidak lagi tergantung pada impor pangan.
“Maka dari itu, program ini dapat membantu meningkatkan produksi pangan, mengurangi ketergantungan pada impor pangan, serta menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian,” pungkas Mentan SYL.
Comments