top of page

Hadapi El Nino, Ahli Pertanian Sarankan Petani Ikut Arahan Kementan

  • juragantaniantihoa
  • Aug 8, 2023
  • 2 min read


Ketua Prodi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas) Abdul Haris Bahrun menyarankan para petani mengikuti langkah antisipatif pemerintah dalam menghadapi dampak kekeringan El Nino.

Menurut dia, langkah-langkah antisipatif yang dilakukan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan), sudah baik. Mulai dari pembangunan waduk atau embung, rehabilitasi irigasi, hibah pompa hingga asuransi pertanian.

"Saya sarankan ikut, ya, kalau untuk Asuransi Pertanian, kemudian untuk langkah-langkah umum tadi, irigasi itu bagus," ungkap Haris, yang juga Koordinator bidang Pertanian dari Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Sulsel ini kepada media, Senin (7/8/2023).

Abdul Haris mengatakan bahwa saat ini masih terjadi hujan, sehingga petani disarankan untuk mengatur pola tanah. Dia menyarankan agar petani mempercepat waktu tanam masih ada ketersediaan air.

"Tapi tak kalah pentingnya adalah bagaimana mengatur pola tanah untuk bertanam lebih cepat, Jadikan sekarang ini masih ada sedikit hujan,” ungkapnya.

Dirinya juga mengingatkan agar petani menggunakan bibit unggul saat menanam, itu bertujuan agar tanaman lebih tahan hama dan tahan terhadap cuaca ekstrem. Tak kalah penting, kata dia, petani juga disarankan memilih tanaman berumur pendek untuk menghindari panas.

“Kemudian memakai varietas yang tahan kering dan berumur pendek misalnya kacang hijau, kedelai yang cepat panen," paparnya.

Menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), 63 persen atau 439 Zona Musim (ZOM) sudah masuk musim kemarau dan terdampak El Nino atau kemarau panjang, puncaknya hingga bulan September nanti.

"Prediksi Kemarau panjang itu diperkirakan sebelumnya bulan sembilan sampai bulan sepuluh, tapi tidak panjang sampai di November. Untuk pantai barat akan lebih cepat masuk musim kemarau, untuk yang lainnya tidak terlalu berdampak buruk karena masih ada curah hujan," jelasnya.

Di tempat terpisah, Dosen Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Unhas, Dorothea Agnes Rampisela‬ mengatakan, untuk mengantisipasi kemarau panjang dirinya berpesan agar para petani dapat mengikuti program pemerintah yang telah disiapkan.

Guru besar Unhas ini pun melanjutkan, selain memanfaatkan bantuan pemerintah, petani dapat juga menanam tanaman yang berumur pendek dan dapat dipanen pada umur tiga sampai lima minggu sehingga mengurangi risiko dampak kemarau panjang tersebut.

"Sebenarnya kemarau yang kering ini selain dampak negatif terhadap kekeringan, juga diharapkan meningkatkan produksi tanaman seperti kopi dan sagu," tutupnya.

Comentários


bottom of page