Inovasi Biosaka Petani Milenial Dipamerkan di PENAS XVI Padang
- juragantaniantihoa
- Jun 10, 2023
- 2 min read

Pekan Nasional (Penas) XVI Petani dan Nelayan yang diadakan di Lanud Sutan Sjahrir Tabing, kota Padang, Sumatra Barat menjadi momen yang berarti bagi kaum milenial untuk memamerkan inovasi-inovasi pertanian mereka.
Salah satu inovasi yang dihadirkan dalam acara PENAS yang berlangsung pada 10-15 Juni 2023 adalah Biosaka, sebuah konsep yang digagas oleh seorang petani milenial asal Blitar, Jawa Timur, bernama Muhamad Ansar.
Menurut Ansar, biosaka adalah sebuah gerakan dan pemberdayaan petani yang telah menyebar ke seluruh provinsi, ribuan kecamatan, dan desa di Indonesia.
Biosaka telah banyak dirasakan manfaatnya oleh petani secara langsung. Sistem getok tular pun menyebar dengan cepat di kalangan petani saat mereka mengalami kesulitan dalam memperoleh pupuk.
Salah satu keuntungan yang dirasakan oleh petani yang menerapkan Biosaka adalah peningkatan produksi dengan penggunaan pupuk kimia yang berkurang, sehingga biaya usaha tani menjadi lebih efisien.
Pemanfaatan Biosaka telah menjadi teknologi yang mudah dan terjangkau bagi petani dalam menekan biaya produksi serta menciptakan efisiensi dalam usaha tani mereka.
Penting untuk dicatat bahwa Biosaka bukanlah pupuk, pestisida, nutrisi hormon, enzim, atau suplemen vitamin. Biosaka adalah elisitor dan signaling yang memperbaiki pertumbuhan tanaman serta ekosistemnya. Dengan menerapkan Biosaka, tanaman tidak lagi bergantung pada pupuk kimiawi secara berlebihan.
Baca juga:
Inovasi Muhamad Ansar dalam menciptakan Biosaka mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Pada Jumat (9/6/23), di Kota Padang, buku tentang Biosaka diserahkan secara simbolis oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi kepada Menteri Pertanian, Gubernur Sumatera Barat, Gubernur Jambi, Gubernur Kalimantan Selatan, dan Walikota Padang.
Buku ini disusun oleh Muhamad Ansar sebagai penggagas Biosaka, Prof. Robert Manurung Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Dokter Hanson sebagai Praktisi Hanara, Suwandi sebagai Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Prof. Rahmat Pambudi sebagai Guru Besar IPB University, dan Prof. Imam Mujahid sebagai Staf Khusus Menteri Pertanian.
Muhamad Ansar menyampaikan ucapan terima kasih kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Dirjen Tanaman Pangan Suwandi atas dukungan dan bimbingan mereka yang luar biasa terhadap Biosaka. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Robert Manurung, yang menjadi mentor dalam pengembangan Biosaka, dan kepada Dokter Hanson.
Ansar menegaskan bahwa Biosaka bukanlah produk pabrikan yang dapat dibuat dengan mesin atau alat-alat seperti blender atau tumbuk. Biosaka dibuat oleh petani dengan tangan mereka sendiri. Biosaka bukan pupuk, pestisida, hormon, atau enzim, melainkan elisitor sebagai sinyal bagi tanaman.
Dengan adanya Biosaka, sel-sel pada akar dan tanaman menjadi lebih aktif dalam pertumbuhan dan produksi. Biosaka dibuat secara mandiri oleh petani tanpa risiko bagi tanaman maupun manusia, serta dapat menghemat penggunaan pupuk kimia sintetis dan pestisida kimia sintetis. Selain itu, Biosaka juga membantu meminimalisir hama penyakit, mengoptimalkan kesuburan lahan, dan menjaga produktivitas pertanian.
Muhamad Ansar mengajak untuk mewujudkan visi tanah Nusantara sebagai "land of harmony" dan cita-cita luhur Indonesia dalam menyediakan pangan untuk dunia pada tahun 2045.
PENAS XVII Tani Nelayan 2023 saat ini tengah berlangsung di Padang dan dihadiri oleh petani dan nelayan dari seluruh Indonesia, termasuk para gubernur, bupati, dan wali kota.
Diperkirakan jumlah peserta mencapai 40.000 orang. Penas Tani Nelayan merupakan forum pertemuan yang telah berlangsung sejak 1971 dan menjadi bagian strategis dalam membangun kesepahaman di antara berbagai pemangku kepentingan di sektor pertanian dan perikanan.
Comments