top of page

Jumlah Orang Bekerja di Pertanian Makin Banyak sejak Pandemi Covid-19

  • juragantaniantihoa
  • May 16, 2023
  • 3 min read

Updated: Jun 6, 2023

Jumlah orang yang bekerja di sektor pertanian di Indonesia terus meningkat sejak awal pandemi Covid-19 pada tahun 2020. Pertumbuhan sektor pertanian juga ikut mengalami peningkatan sejalan dengan fenomena ini.


Berdasarkan data tenaga kerja yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pada bulan Februari 2020 tercatat sekitar 38,05 juta orang bekerja di sektor pertanian, atau sekitar 29,04 persen dari total 131,03 juta penduduk yang bekerja.


Meskipun pandemi terus berlanjut hingga tahun 2021 dengan pembatasan aktivitas perkantoran dan mobilitas masyarakat, BPS mencatat bahwa pada bulan Februari 2021 jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian meningkat menjadi 38,78 juta orang, atau sekitar 29,59 persen dari total 131,06 juta penduduk yang bekerja.


Terjadi peningkatan signifikan pada bulan Februari 2022, di mana jumlah orang yang bekerja di sektor pertanian mencapai 40,62 juta orang. Jumlah ini berkontribusi sekitar 29,9 persen dari total 135,61 juta penduduk yang bekerja, sebagaimana dicatat oleh BPS.


Data terbaru pada bulan Februari 2023 menunjukkan bahwa sekitar 40,69 juta orang bekerja di sektor pertanian, atau sekitar 29,3 persen dari total 138,63 juta penduduk yang bekerja. Pada tahun ini, aktivitas masyarakat mulai pulih seiring dengan pencabutan kebijakan pembatasan mobilitas sejak tahun 2022.


Margo Yuwono, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), mengumumkan bahwa pada tanggal 1 Juni hingga 31 Juli 2023, BPS akan melaksanakan Sensus Pertanian 2023. Sensus ini dilakukan setiap 10 tahun sekali dan bertujuan untuk memberikan gambaran terkini tentang situasi sektor pertanian nasional saat ini.

"Tujuan utamanya untuk menyediakan data terkait kondisi pertanian Indonesia secara komprehensif sampai wilayah kecil. Sebagai acuan target program pemerintah, geospasial statistik pertanian, serta potensi pertanian termasuk urban farming," kata Margo di Jakarta, Senin (15/5/2023).

Sensus ini akan mencakup tujuh subsektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan, dan jasa pertanian. Margo menambahkan bahwa data yang dikumpulkan dari sensus pertanian 2023 juga akan digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki data penerima pupuk bersubsidi.

"Harapan kami, data tersebut juga dapat dimanfaatkan oleh pemeritnah. Salah satunya untuk perbaikan data targeting penyaluran pupuk subsidi," imbuh margo.

Data BPS tersebut menguatkan pernyataan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa bidang pertanian merupakan salah satu aspek yang akan selalu berkembang dalam kondisi apa pun.


Mentan Syahrul mencontohkan ketika pandemi Covid-19 melanda, pertumbuhan pada bidang pertanian di Indonesia justru mengalami peningkatan yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan bidang lapangan usaha yang lain.

“Pertanianlah yang membuat Indonesia termasuk ke dalam negara yang rendah tingkat inflansinya,” tutur Mentan SYL saat menjadi pembicara dalam kuliah umum "Pertanian Presisi Mendukung Pembangunan Pertanian Modern" di Universitas Padjadjaran, Bandung pada Jumat (17/3/2023).

Seiring dengan pertumbuhan masyarakat, Politisi Partai NasDem itu menjelaskan bahwa sektor pertanian untuk saat ini tidak bisa berkembang jika hanya mengandalkan lahan hamparan, terutama di wilayah Jawa Barat.


Menurut mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode (2008-2018) tersebut, hal itu karena jumlah lahan hamparan semakin lama semakin berkurang, sehingga diperlukan teknologi pertanian presisi yang dapat dikembangkan di lahan pekarangan.

“Tujuannya untuk penyediaan pangan, pendapatan rumah tangga, dan menekan inflasi,” terang dia.

Selama tiga tahun berturut-turut (2020-2022), inflasi Indonesia tercatat rendah karena kontribusi besar dari sektor pertanian. Selain itu, ekspor komoditas pertanian Indonesia justru selalu naik dengan kontribusi Rp 616 triliun.

"Selama 77 tahun Indonesia merdeka, 2022 adalah tahun di mana luas pertanian mencapai yang terbesar yakni mencapai 10,54 juta hektare," kata Mentan SYL dalam Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian di Jakarta, Rabu (25/1/2023).

Berdasarkan catatan Kementan, angka tersebut naik dibandingkan 2021 yang mencapai 10,41 juta hektare. Produksi padi nasional pada 2022 juga diklaim naik menjadi 54,95 juta ton dan produksi beras mencapai 31,66 juta ton.

Comments


bottom of page