Kampung Pisang di Brebes, Potret Sukses Industri Pisang Lokal
- juragantaniantihoa
- Aug 8, 2023
- 2 min read

Pengembangan pertanian di Indonesia terus mendapat perhatian serius dari Kementerian Pertanian, salah satunya melalui program kampung hortikultura. Di antara satu contoh sukses dari program ini adalah Kampung Pisang di Kedungneng, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah.
Desa ini telah menghasilkan buah pisang dengan berbagai varietas unggulan, seperti Tanduk Gebyar, Raja Nangka, dan Raja Bulu. Keberhasilannya tidak hanya mencakup penanaman dan produksi, tetapi juga pengolahan menjadi produk bernilai tambah.
Menurut data dari Direktorat Jenderal Hortikultura, hamparan pertanaman pisang seluas 90 hektare telah diolah dengan serius sejak tahun 2021. Hasil panen dari kampung ini diolah menjadi beragam produk, termasuk keripik pisang yang populer dan segar yang dikirim ke berbagai daerah seperti Majalengka, Jakarta, dan Bandung. Bahkan, pisang dari Kampung Pisang telah menjadi bahan baku penting dalam industri kuliner oleh-oleh khas Bandung. Puncak panen biasanya terjadi pada bulan April dan Mei, dengan panen dalam jumlah terbatas berlangsung setiap bulan.
Salah satu hal yang menonjol dari kampung ini adalah varietas pisang Raja Nangka yang menjadi primadona. Kualitas pisang ini memiliki rendemen yang tinggi, mencapai sekitar 20%, dibandingkan dengan pisang sejenis dari daerah lain yang hanya memiliki rendemen 16-18%. Produktivitasnya pun tinggi hingga mampu menghasilkan 30 ton per hektar. Hal ini menjadi pendorong ekonomi bagi petani setempat, dengan harga pisang berkisar antara Rp 3.500 hingga Rp 5.500 tergantung pada musimnya.
Baca juga:
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, menjelaskan bahwa dengan modal sekitar Rp 35 juta per hektare, petani bisa meraih penghasilan kotor hingga Rp 105 juta atau bersih sekitar Rp 70 juta per hektare. Jumlah ini bisa lebih tinggi jika lahan tidak disewa.
Bagi petani yang menyewa lahan, keuntungan tetap signifikan, mencapai sekitar Rp 55 juta setiap kali panen. Keberhasilan ini menjadikan Kampung Pisang di Losari sebagai contoh nyata bagi upaya pemerintah dalam mendorong kesejahteraan petani melalui pengembangan pertanian.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian sangat antusias dalam mendukung pengembangan Kampung Pisang. Prihasto Setyanto sangat mengapresiasi pemanfaatan bantuan yang diberikan pemerintah dalam mengembangkan Kampung Pisang tersebut.
Prihasto melihat bahwa olahan pisang, terutama dalam bentuk keripik, telah menjadi sumber pendapatan tambahan bagi ibu-ibu kelompok wanita tani setempat.
Ketua Gapoktan Mandiri Losari, Munaji, mengungkapkan rasa syukur atas perhatian pemerintah terhadap pengembangan pisang di daerahnya. Mulai dari bantuan benih, sarana produksi, hingga pengolahan, pemerintah telah memberikan dukungan yang berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi lokal. Keberhasilan ini juga memunculkan kegiatan tambahan, seperti pengolahan pisang menjadi keripik, yang meningkatkan pendapatan keluarga di kampung tersebut.
Sebagai informasi, Kementan menargetkan pembangunan 2.358 kampung hortikultura dan tersebar secara merata di seluruh Indonesia.
Dalam pembentukan kampung ini, pemerintah memfalisitasi satu paket bantuan terdiri dari benih dan pupuk yang dilengkapi dengan infrastruktur dan moda operasional seperti mobil angkut roda 3 untuk mempermudah pengambilan barang.
Program kampung hortikultura di berada bawah kegiatan utama Ditjen Hortikultura pada 2022. Dalam kurun waktu 2021-2022, tercatat 1.660 kampung buah yang telah diregistrasi Direktorat Jenderal Hortikultura. Salah satunya adalah Kampung Pisang di Losari.
Kisah sukses Kampung Pisang di Losari Brebes menjadi inspirasi bagi pengembangan pertanian dan industri lokal di seluruh Indonesia. Melalui kerja keras petani dan dukungan pemerintah, kampung ini telah berhasil mengubah pisang menjadi sumber daya ekonomi yang bernilai, memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat.
Comments