top of page

Kelompok Tani di Cimahi Fasilitasi Warga Difabel Bercocok Tanam

  • juragantaniantihoa
  • Mar 14, 2023
  • 2 min read


Sebuah kelompok tani di kota Cimahi, Jawa Barat berhasil memberdayakan warga difabel untuk bercocok tanam. Apa yang dilakukan oleh kelompok tani Tumbuh Mandiri ini mampu melawan stigma tidak produktif yang selama ini melekat pada kalangan yang berkebutuhan khusus.


Kelompok tani Tumbuh Mandiri ini didirikan pada tahun 2020 dan memiliki 26 anggota yang kesemuanya adalah kalangan disabilitas. Penggeraknya adalah Permana Dwi Cahya. Ia sangat terbuka dan berbagi ilmu sederhana tentang bercocok tanam, merawat tanaman dan cara memanen kepada mereka.


Dengan dibentuknya kelompok tani Tumbuh Mandiri, Permana ingin melawan stigma yang selama ini memandang orang-orang disabilitas sebagai kelompok yang tidak dapat melakukan banyak aktivitas atau tidak produktif.


Dengan bertani, Permana dan para petani anggota bisa mematahkan stigma itu. Seiring berjalannya waktu, mereka bisa menggarap pertanian mulai dari menanam hingga memanen secara maksimal.


"Kami diajak (seorang profesor) untuk bertani karena beliau yakni kami mampu. Nah dari situ penyandang disabilitas tergerak semua dan alhamdulillah sampai sekarang bisa jalan," kata dia, dikutip dari merdeka.com.

Saat ini, mereka menggarap sebuah lahan pertanian seluas 5.000 meter persegi yang terletak di Jalan Demang Hardjakusumah, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Bandung Barat.


Baca juga:

Di lahan tersebut, para petani disabilitas membudidayakan sayur-sayuran seperti tanaman kacang, jagung, cabai dan juga mentimun. Lahan tanam dicangkul dan disiapkan oleh mereka, disiram dan dirawat oleh mereka juga.


Hasil panen mereka, biasanya langsung dijual langsung ke konsumen dan tidak dilarikan ke pasar karena untuk menghindari tengkulak. Sejauh ini, mereka sudah punya target pasar untuk setiap hasil panen.


Para petani disabilitas menurut Permana, masih membutuhkan pelatihan khusus karena selama ini, mereka bekerja dengan belajar otodidak, learning by doing. Misalnya, mereka menanam jagung jauh-jauh hari agar hasilnya dapat dipanen menjelang tahun baru tiba. Kemudian mereka akan menanam cabai dalam jangka waktu yang sekiranya bisa dipanen menjelang Ramadhan dan Idul Fitri.


Permana mengungkapkan selama ini operasional pertanian diambilkan dari swadaya. “Kalau modal swadaya, (dari) anggota karena mereka ada yang bekerja di luar sana. Jadi kalau ada rezeki kita sisihkan untuk kas.” kata dia.


Dengan memberdayakan warga disabilitas dalam kelompok tani Tumbuh Mandiri, Permana berharap orang-orang seperti mereka memiliki kemandirian dengan mengembangkan potensi yang dimiliki, termasuk kesejahteraan mereka bisa meningkat dengan kegiatan bertani.


Bidang pertanian saat ini sudah mulai dilirik oleh masyarakat difabel. Di Jawa Barat sendiri sudah ada dua kelompok tani yang berfokus pada pengelolaan lahan dan pemanfaatan kolam untuk perikanan. Melalui Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) baik tingkat provinsi maupun kota, pemberdayaan difabel di sektor ini semakin digaungkan. Satu di antaranya adalah yang digerakkan oleh Permana di Cimahi.

Comments


bottom of page