Langkah Kementan Amankan Stok dan Harga Hortikultura untuk Hadapi El Nino
- juragantaniantihoa
- Jun 3, 2023
- 2 min read

Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian menyusun sejumlah langkah tindak lanjut dari arahan Menteri Pertanian Syahrul Limpo terkait fenomena El Nino yang diprediksi akan mulai terjadi sekitar Juni dan semakin intens pada Agustus mendatang.
Dirjen Hortikultura tengah menyusun langkah-langkah intervensi guna menjaga pasokan dan stabilisasi harga komoditas strategis.
Direktorat Perlindungan Hortikultura telah melakukan kolaborasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Standardisasi Indonesia Pertanian (BSIP), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Universitas Sebelas Maret (UNS).
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat (STO), Andi Muhammad Idil Fitri, menjelaskan bahwa kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat peta sebaran Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), banjir, kekeringan, dan tim Early Warning System (EWS) di wilayah sentra.
Langkah-langkah intervensi yang telah diambil untuk menjaga pasokan dan harga komoditas, terutama cabai dan bawang merah, dibagi menjadi tiga periode: jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Langkah-langkah tersebut tidak hanya berlaku selama El Nino berlangsung, tetapi juga dalam menghadapi anomali iklim di masa mendatang.
Baca juga:
Untuk jangka pendek, fokusnya adalah pada penanaman kawasan, distribusi pasokan dari champion, fasilitasi angkutan distribusi, dan fasilitasi sarana penanganan dampak perubahan iklim.
Pada jangka menengah, dilakukan pengembangan kawasan, fasilitasi pembibitan 34 juta bibit TSS bawang merah dan 34 juta bibit cabai dengan teknologi soil block, serta fasilitasi sarana prasarana pascapanen dan pengolahan.
Sedangkan untuk langkah intervensi jangka panjang, Ditjen Hortikultura akan terus memantau ketersediaan cabai, bawang merah, dan dampak anomali iklim melalui EWS dan melalui program Horticulture Development of Dryland Areas Project (HDDAP) seluas 10.000 hektar.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian telah merencanakan pembentukan gugus tugas di setiap wilayah. Mentan SYL mengungkapkan perlunya penanganan yang berbeda di setiap wilayah dan pentingnya kolaborasi untuk merumuskan pemetaan wilayah, konsep kelembagaan, dan rencana aksi.
"Setiap wilayah membutuhkan penanganan yang berbeda. Kita semua harus duduk bersama untuk merumuskan semuanya, dimulai dari pemetaan wilayah, konsep kelembagaan, hingga rencana aksinya," ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan tertulis, Jumat (2/6/2023).
Selain itu, Kementerian Pertanian juga melakukan fasilitasi smart green house (SGH) sebagai langkah antisipasi dampak perubahan iklim akibat El Nino.
Dengan menggunakan SGH, jenis komoditas dan pola tanam dapat diatur tanpa tergantung pada musim. Selain itu, suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dan nutrisi juga dapat diatur secara otomatis pada tingkat yang ideal untuk pertanaman.
Comments