top of page

Kesuksesan Petani Pacitan Rintis Lahan Green House dari Nol

  • juragantaniantihoa
  • Aug 18, 2023
  • 2 min read


Berikut ini kisah seorang petani muda asal Pacitan Jawa Timur yang berhasil merintis green house secara otodidak. Berbekal pengetahuan dari Youtube, ia mendapatkan inspirasi untuk bertani.


Namanya Didik Setyo Prabowo warga Dusun Gemiring, Desa Banjarjo, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan. Petani muda berusia 34 tahun ini berjodoh dengan pertanian berkat menonton konten video di YouTube.


Mula-mula, Didik memanfaatkan lahan kosong yang ada di samping rumahnya. Ukurannya tidak luas, hanya 8 x 16 meter. Lahan itu dia manfaatkan untuk mengolah berbagai macam sayuran dan buah-buahan.


Sedikit demi sedikit, mantan TKI itu sukses menyulap lahan tidak produktif itu menjadi lahan pertanian yang dikembangkan dengan sistem green house.


"Membuat green housenya, saya bertahap mulai beli rangka pipa, insektnet, plastik uv, dan itu tidak sekaligus, nunggu uangnya longgar juga. Kalau total sekitar Rp9 jutaan untuk semuanya," tutur Didik, dikutip dari TIMES Indonesia.


Baca juga:

Didik bercerita kalau apa yang terjadi padanya selama menggeluti pertanian tidak selalu sesuai dengan ekspektasi. Usaha green house dia tersebut kadang tidak berjalan seperti yang diinginkan. Tanamannya pernah diserang hama. Bahkan ia pun mengaku pernah mengalami gagal panen.


Meski demikian, kegagalan-kegagalan itu justru membuat Didik bersemangat untuk terus mencoba dan mengulang lagi.


"Dulu itu green house saya tutup semuanya dengan plastik, jadi malah ungkep (minim udara), akibatnya tanaman banyak yang mati," ujar Didik bercerita.


Lambat laun, Didik mulai merasakan buah manis dari jerih payahnya menggeluti pertanin green house. Dia bercerita kalau saat ini hasil panen dari lahannya sudah mampu mencukupi kebutuhan hidup dia dan keluarganya.


"Alhamdulillah panen pertama, saya sedekahkan ke tetangga. Tanaman timun baby yang sekarang, sementara telah panen yang ke 3 kalinya, buahnya juga sangat melimpah, dan saya jual ke lapak sekilo 5rb," kata dia.


Didik sengaja memilih green house karena sistem ini mampu meningkatkan produktivitas tanaman. Selain itu, tanaman pun bisa tumbuh sepanjang tahun tanpa harus dipengaruhi oleh perubahan musim.


Secara kualitas, kata dia, hasil tanaman dari sistem green house lebih terjamin daripada dengan sistem konvensional. Keuntungan lainnya, pupuk dan pengairan pun juga lebih hemat dan efisien.


"Jadi kan kalau green house tanaman aman dari air hujan. Untuk pupuk tidak merembes ke area lain, jadi bakal lebih efisien," ungkap dia.


Didik berencana akan mengembangkan produksi usaha hasil pertanian hingga merambah supermarket dan restoran. Asalkan mampu menjaga kualitas, dia yakin akan mampu bersaing di tengah pasar global.


Selain itu, Didik juga sudah mulai merambah tanaman hijau lain supaya lahan greeen housenya lebih bervariasi.


"Tidak bagus kalau yang saya tanam itu tidak berganti-ganti. Jadi bakal saya coba untuk menanam yang lain. Kemungkinan mau tak tanamin bawang merah," kata dia.


Demikian sekelumit kisah Didik Setyo Prabowo, petani muda dari Pacitan, Jawa Timur, yang mengembangkan pertanian dengan memanfaatkan inovasi teknologi pertanian.


Comments


bottom of page