top of page

Kiat Disbun Sumsel Agar Produksi Kopi Melimpah Hadapi El Nino

  • juragantaniantihoa
  • May 31, 2023
  • 2 min read



Anomali cuaca yang diperkirakan akan lebih panas dan kering dari tahun sebelumnya akan mengancam sektor pertanian Indonesia. Untuk itu, para petani kopi di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) diminta untuk melakukan upaya antisipatif.


Dinas Perkebunan (Disbun) Sumsel menyebut udara panas dan kering tersebut disebabkan oleh fenomena El Nino. Menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncaknya cuaca panas itu berada di bulan Oktober mendatang.


Analis PSP Ahli Madya Disbun Sumsel Rudi Arpian cuaca panas menjadi ancaman tersendiri bahkan dua tahun terakhir ini membuat produksi kopi petani Sumsel turun cukup signifikan.


“Potensi ini perlu diantisipasi sejak dini untuk supaya memperkecil, bahkan terhindar dari ancaman gagal panen,” katanya di Lampung, Rabu (31/5/2023).

Menurutnya, panen kopi di Sumsel mengalami penurunan dibanding dua tahun ke belakang. Per Februari tahun ini, panen kopi menurun sekitar 20 persen atau 211.681 ton per dari luas lahan 257 ribu hektare.


Rudi menyayangkan menurunnya hasil panen tahun ini, karena permintaan pasar saat ini sedang tinggi. “Sementara, permintaan banyak tapi produksi sedikit sehingga berlaku hukum pasar harga menjadi naik dan ini bukan hanya di Sumsel tapi juga di dunia,” ucapnya.


Menurut dia, sebagai upaya antisipasi kekeringan, petani dianjurkan menyiram tanaman kopi lebih sering dengan memanfaatkan fasilitas dari pemerintah setempat.


Kata dia, Dinas Perkebunan Sumsel dan instansi terkait telah menyalurkan bantuan untuk mengantisipasi cuaca yang lebih panas. Bantuan itu berupa pembuatan irigasi, dalam bentuk embung dan pipanisasi.


Kelompok tani juga diminta untuk melakukan pembuatan sistem irigasi secara swadaya mengingat anggaran pemerintah yang terbatas.


Petani kopi di Sumsel juga disarankan untuk rutin melakukan pemupukan untuk menggenjot jumlah produksi, mengingat banyak petani yang hanya mengandalkan produksi secara alami.


Sedangkan pada saat panen, petani diminta untuk melakukan petik merah atau memetik buah yang telah matang sempurna, dan tidak menghindari petik pelangi. Sebab, petik merah memiliki nilai jual lebih tinggi.


Tanaman kopi juga perlu dirawat setelah panen agar produksi selanjutnya tidak kedodoran. Dinas Perkebunan juga sudah mengenalkan upaya peremajaan dengan cara sambung pucuk batang.


“Sambung itu dilakukan dengan cara menggabungkan dua jenis tanaman kopi robusta di bagian bawah dengan entres dari jenis atau Klon kopi unggul sebagai batang atas yang produksinya tinggi,” katanya.

Caranya, kata dia, dengan memotong pohon kopi setinggi 1 hingga 1,5 meter, kemudian batang yang sudah dipotong tersebut dijadikan batang bawah.


Setelah tumbuh beberapa tunas baru pada batang yang sudah dipotong tadi baru dilakukan sambung pucuk dengan entres dari jenis klon unggul.


Langkah selanjutnya tinggal perawatan atau pemeliharaan tanaman tadi seperti memupuk, pencegahan hama dan penyakit, pemberian pohon naungan dan lain lain sampai tanaman tadi berbuah.


“Dari hasil sambungan tadi dengan perawatan yang optimal, hasil produksi kopi bisa meningkat sampai 3 – 4 kali lipat dengan produksi meningkat pendapatan petani pun akan meningkat,” demikian kata Rudi.



Comments


bottom of page