top of page

Kisah Petani Milenial di Perbatasan, dari Montir hingga Kembangkan Pertanian Terpadu

  • juragantaniantihoa
  • Jul 26, 2023
  • 2 min read

Rela melepas dunia montir yang belasan tahun digelutinya, seorang pemuda dari perbatasan Indonesia-Malaysia ini memutuskan untuk beralih kerja menekuni dunia pertanian.


Dia adalah Ardiansyah, pemuda asal Desa Simpang Empat, Kecamatan Tangaran, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Perkenalannya dengan dunia pertanian, dimulai dengan menanam timun dan semangka.


Pemuda kelahiran tahun 1991 itu adalah contoh inspiratif dari seorang yang tidak takut mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Tiga belas tahun lamanya dia berprofesi sebagai montir sepeda motor, bergumul dengan oli, kunci-kunci, dan mesin rusak setiap hari. Namun, dalam benaknya, gelisah tak terhindarkan karena merasa jenuh dengan pekerjaannya tersebut.


Sejak kelas 1 SMP, Ardiansyah sudah bekerja sebagai montir di bengkel motor. Karena kesibukannya dengan pekerjaan tersebut, dia bahkan harus menghentikan pendidikannya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian, Kecamatan Tangaran, dan hanya sampai kelas dua. Namun, dia tidak menyesal dengan keputusan itu karena telah mengenal dunia pekerjaan dan dipengaruhi lingkungan sekitarnya.


Sebagai montir, Ardiansyah memiliki keterampilan cekatan dalam mengoprek sepeda motor. Namun, setelah sebelas tahun menjalani profesi tersebut, dia merasa perlu mencari pengalaman baru dan bercita-cita hijrah ke sektor pertanian. Dengan dukungan dari keluarga kecilnya, Ardiansyah membulatkan tekad untuk fokus bertani.


Pertanian tidak asing bagi Ardiansyah karena dia terlahir dari keluarga petani. Dia memutuskan untuk menanam timun, semangka, dan cabai rawit sebagai langkah awal di dunia pertanian. Namun, dia tidak puas hanya menjadi petani biasa.


Ardiansyah memiliki mimpi besar untuk menciptakan lahan pertanian terpadu yang menggabungkan konsep holtikultura, peternakan, dan perikanan, mirip dengan apa yang banyak diterapkan oleh petani modern di tempat lain.


Baca juga:

Pada awalnya, Ardiansyah mungkin merasa ragu dengan keputusan yang diambilnya. Namun, dengan semangat dan tekadnya yang kuat, dia berhasil mencapai omzet sekitar Rp.5 juta per bulan dari hasil bertani. Angka ini jauh lebih besar daripada yang dia dapatkan saat menjadi montir, dan inilah yang membuatnya merasa bangga menjadi petani.


Bukan hanya puas dengan hasil pribadinya, Ardiansyah juga merasa memiliki tanggung jawab untuk berbagi ilmu dan semangatnya kepada generasi muda.


Selain bertani, dia juga mengajar di SMK Pertanian Tangaran, memberikan contoh positif tentang bagaimana pertanian modern bisa memberikan peluang wirausaha dan mengkomersilkan hasil pertanian.


Meskipun Ardiansyah beralih ke metode pertanian modern, dia tidak melupakan cara-cara tradisional yang telah dia pelajari dari keluarga petani sebelumnya. Dia memahami perbedaan antara menggunakan cangkul dan cultivator, dan kini, bersama dengan generasi muda lainnya, dia berusaha untuk mengikuti arus perubahan dan meninggalkan metode pertanian tradisional demi kemajuan sektor pertanian.


Setelah merasakan bahwa menjadi petani itu asik, Ardiansyah dan teman komunitasnya mendirikan Petani Muda Berkemajuan (PMB) yang sebelumnya dinamakan Komunitas Petani Muda Ujung Negeri.


"Karena kami adalah kabupaten paling ujung utara di Kalbar,” ungkap Ardi.


Sebagai informasi, PMB menjadi organisasi Petani Milenial pertama yang dikukuhkan oleh Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi pada Kamis 19 Agustus 2021. Ardiansyah mendapat amanah menjadi ketua.


Saat ini, Ardiansyah memiliki lahan seluas 1,5 hektare yang dia tanami dengan pelbagai macam tanaman hortikultura seperti cabai, kacang panjang, semangka, melon, dan juga buah naga.


Ardiansyah adalah contoh nyata dari seorang petani muda yang bersemangat dengan konsep pertanian terpadu. Keputusannya untuk hijrah dari profesi montir ke dunia pertanian telah membawanya pada kesuksesan dan memberikan inspirasi bagi banyak orang di sekitarnya.


Dengan ketekunan dan semangatnya yang tak kenal lelah, Ardiansyah membuktikan bahwa petani modern memiliki banyak potensi dan peluang untuk mendapatkan kesejahteran dan kesuksesan ekonomi.

Commentaires


bottom of page