Mahasiswa ITS Gagas Desain Ruang Publik Ramah Lingkungan untuk Kurangi Emisi Karbon
- juragantaniantihoa
- Feb 25, 2023
- 2 min read

Sekelompok mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya menciptakan sebuah desain ruang publik yang futuristik dan ramah lingkungan.
Inovasi mahasiswa ITS ini bisa menjadi solusi konsumsi energi pada ruang publik besar yang menimbulkan pelbagai permasalahan. Salah satunya peningkatan biaya operasional dan emisi karbon.
Perlu diakui, bertambahnya ruang publik di wilayah perkotaan akan berdampak pada peningkatan penggunaan energi, biaya operasional, dan emisi karbon. Hal ini terjadi akibat desain ruang publik yang tidak ramah lingkungan, sehingga banyak energi yang terbuang. Contohnya bisa kita lihat dari intensitas penggunaan listrik dan air.
Bertolak dari permasalahan tersebut, tim mahasiswa yang dipimpin oleh Ailsashofa Alfadhila menggagas desain ruang publik yang futuristik dan ramah lingkungan supaya dapat menghasilkan energi bersih secara mandiri.
Ailsashofa menerapkan teknologi tepat guna Piezoelectric Energy dan Payung Pintar untuk menggagas desain tersebut.
“Piezoelectric Energy akan dipasang di lantai, sedangkan Payung Pintar akan dibangun di atasnya,” kata Ailsashofa dilansir sindonews.com.
Mahasiswa kelahiran 2001 itu menjelaskan, Piezoelectric Energy memiliki prinsip tekanan energi kinetik berupa pijakan manusia saat berjalan maupun berlari. Tekanan yang diberikan kepada lantai lantas diubah menjadi listrik.
Desain Payung Pintar juga dirancang dengan panel surya untuk mengubah sinar matahari menjadi listrik.
Semua listrik yang dihasilkan, kata mahasiswa angkatan 2019 ini, akan digunakan untuk operasional ruang publik. Di antaranya adalah untuk penerangan ruang terbuka, stasiun pengisian baterai gawai, hingga papan penunjuk jalan.
Selain itu, desain payung yang berbentuk cekung bisa difungsikan sebagai alat tadah hujan untuk menyiram tanaman. Jenis tanaman yang ditanam pun merupakan tanaman yang dapat menyerap emisi karbon. Seperti tanaman lidah mertua yang dapat menyerap 46,7 persen gas polutan dan bunga lili sebanyak 25 persen gas karbondioksida.
Dengan memanfaatkan berbagai penerapan teknologi, desain ruang publik yang unik dan futuristik tersebut mempunyai potensi menarik perhatian masyarakat perkotaan untuk berkumpul di sana. Interaksi yang terjadi berpotensi menghidupkan nilai keberlanjutan sosial budaya yang semakin terkikis di kawasan perkotaan. Dalam hal ini, masyarakat dapat turut berperan langsung dalam menghasilkan energi bersih.
Melalui inovasi ini, tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) kategori Video Gagasan Konstruktif (VGK) ITS sukses menyabet medali perunggu dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2022 lalu.
Tim yang diketuai Ailsashofa beranggotakan Retno Dewi Handayani, Fauziyah Nurul Afa, Azkia Laila Azra, dan Izaaz Abdul Harits.
Ailsashofa berharap inovasi timnya dapat membentuk kota masa depan, di mana masyarakat dapat berperan aktif mewujudkan keberlanjutan lingkungan.
“Bukan hanya sebagai konsumen, namun juga sebagai produsen energi bersih,” terangnya.
Comments