Olah Limbah Jadi Pupuk Organik, PT Widodo Makmur Perkasa Kembangkan Ekonomi Sirkular
- juragantaniantihoa
- Feb 18, 2023
- 2 min read

Di tengah harga pupuk kimia yang tinggi, banyak kalangan mulai berpikir untuk beralih menggunakan pupuk organik. Kandungan unsur hara yang ada dalam pupuk kandang, mampu menunjang kesuburan lahan pertanian, dan tidak kalah dengan pupuk kimia.
Langkah agronomis, ekonomis dan ramah lingkungan ini sudah dijalankan oleh PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk menjaga ekonomi sirkular jangka panjang.
PT Pasir Tengah, salah satu anak usaha WMPP memanfaatkan inovasi tekonologi untuk mengolah kotoran sapi dan unggas menjadi bahan pupuk material yang kaya manfaat. Sesudah diolah menjadi pupuk organik, kotoran ternak akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pupuk internal perusahaan dalam budidaya tanaman hijau bahan pakan ternak.
Penghematan secara ekonomis betul-betul dapat dirasakan oleh PT Pasir Tengah setelah menjalankan inovasi ini. Biaya produksi dapat ditekan secara efisien. Perusahaan menerapkan prinsip Reduce, Reuse, Recyle, Recovery, dan Repair (5R) dalam konsep ekonomi sirkuler dengan cara memakai kembali pengolahan limbah kotoran ternak yang hasilnya kemudian dipakai kembali dalam proses produksi.
“Perusahaan mencurahkan perhatian dan komitmen yang besar terhadap penerapan praktik-praktik berkelanjutan. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan menerapkan konsep ekonomi sirkular dalam operasional sehari-hari perusahaan,” ujar CEO PT Widodo Makmur Perkasa, Tbk, Mega Nurfitriyana, dilansir dari mediatani.co.
Kotoran sapi milik WMPP dikelola secara mandiri di Instalasi Pengolahan Air (IPAL) yang dibangun sesuai ketentuan yang berlaku. Jenis limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dikelola oleh WMPP dengan pihak ketiga.
“Semua itu dilakukan agar perusahaan meminimalisir dampak lingkungan dari operasinya,” imbuh Mega.
Mega menjelaskan, kotoran ternak perusahaan yang diolah menjadi pupuk organik telah termanfaatkan kembali dengan baik melalui kerjasama dengan petani maupun dalam skala industri.
WMPP juga memproduksi pupuk organik dari olahan kotoran unggas. WMPP memiliki Rumah Potong Unggas (RPHU) yang mampu menyembelih 12.000 ekor per jam. Limbah kotoran unggas dari RPHU terbesar di Indonesia merupakan sumber nutrisi tanah yang kaya bagi perusahaan.
Pupuk organik yang berasal dari olahan limbah unggas juga disalurkan kepada para petani mitra WMPP, seperti petani sayuran di wilayah Dieng atau Wonosobo Jawa Tengah.
“Hampir tidak ada limbah ternak yang tidak dimanfaatkan dengan baik,” kata Mega.
WMPP tidak sekadar mengolah kotoran ternak untuk pupuk organik. Pihaknya tengah mengembangkan pengolahan kotoran ternak menjadi Bio-CNG (Biomethane-Compressed Natural Gas) sebagai bagian dari pemanfaatan energi terbarukan. Untuk itu, WMPP akan membangun pabrik pengolahan Bio-CNG di Cianjur Jawa Barat guna mengkonversi limbah kotoran sapi dan pengolahan daging menjadi bahan bakar dengan kapasitas hingga 300 ton per hari.
Pihak WMPP bekerja sama dengan akademisi terkemuka di bidang peternakan dan pertanian, untuk melakukan riset biopelet yang berpotensi menjadi bahan bakar terbarukan lainnya.
“Diharapkan, bahan bakar terbarukan ini dapat menggantikan batu bara ke depannya. Kami juga berharap semua inisiatif ekonomi sirkuler ini bisa memberikan kontribusi pada pencegahan efek rumah kaca dalam jangka panjang,” papar Mega.
Dengan memanfaatkan dan mengolah limbah secara berkelanjutan dan tanggung jawab, perusahaan WMPP telah berkontribusi dalam menjaga kelestarian alam.
Comments