top of page

Petani Muda Kalteng Sukses Bertani Semangka, Omzet Puluhan Juta Rupiah

  • juragantaniantihoa
  • Aug 14, 2023
  • 2 min read

Perjalanan hidup Muhammad Fakhrully Akbar, seorang petani buah berusia 27 tahun, membuktikan bahwa merintis usaha pertanian di usia muda bukanlah hal yang mustahil.


Berawal dari pesan inspiratif ayah mertuanya, almarhum Abdul Aziz Suseno, Akbar mengambil alih tongkat estafet perjuangan dalam memajukan pertanian di kota kelahirannya, Kelurahan Pager, Kecamatan Rakumpit, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.


Almarhum Abdul Aziz Suseno, seorang petani buah yang dikenal sebagai pekerja keras dan penuh dedikasi, meninggalkan pesan berharga kepada Akbar untuk meneruskan perjuangan dalam bidang pertanian. Akbar, lulusan Universitas Indonesia angkatan 2015 dengan latar belakang Program Studi Jawa, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, melangkah dalam jejak perjuangan sang ayah mertua.


Pada tahun 2021, Akbar memulai langkah mengembangkan tanaman buah semangka, setelah sebelumnya sukses dengan jeruk pontianak. Usaha ini juga melibatkan istri Akbar, Nadia Prasasti Pratiwi, yang turut serta dalam menghadapi tantangan dan perjuangan bersama. Mereka juga mengembangkan produk pertanian lainnya seperti kelengkeng dan kelapa hibrida.


Baca juga:

Tantangan yang dihadapi oleh Akbar dan Nadia tidaklah sedikit. Usaha mereka dalam mengembangkan buah semangka dan jeruk pontianak mampu mengembalikan modal awal dan bahkan membantu perekonomian keluarga.


Ternyata hasil panen buah semangka bisa menghasilkan keuntungan yang signifikan, mencapai puluhan juta rupiah dalam waktu dua bulan. Karyawan yang bekerja bersama mereka juga turut merasakan manfaat dari keberhasilan ini. Sebagian dari mereka bahkan mampu membeli kendaraan, ternak sapi, dan meningkatkan kesejahteraan pribadi.


Kunci kesuksesan mereka juga terletak pada inovasi dan pemahaman akan pasar. Pada awal pandemi Covid-19, mereka merespons kebutuhan masyarakat akan vitamin C dengan memfokuskan pengembangan buah jeruk pontianak dan semangka. Kesuksesan ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi keluarga Akbar, tetapi juga bagi masyarakat yang memanfaatkan hasil panen mereka.


Namun, seperti banyak petani lainnya, Akbar dan Nadia juga menghadapi kendala infrastruktur, terutama dalam hal pengangkutan hasil panen. Kondisi jalan yang buruk menjadi hambatan dalam memindahkan puluhan ton buah semangka dari kebun. Mereka berharap perusahaan swasta dan pemerintah dapat bersinergi untuk memperbaiki infrastruktur tersebut, sehingga potensi pertanian di Kota Palangka Raya dapat lebih maksimal tergarap.


Dua sejoli ini juga mengajak generasi muda untuk tidak ragu menekuni dunia pertanian. Mereka memandang bahwa pertanian memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi nyata terhadap kemajuan dan kesejahteraan bangsa.


Semoga kisah inspiratif Akbar dan Nadia ini menjadi cambuk bagi para pemuda Indonesia untuk berani mengejar impian mereka dalam dunia pertanian.

Comments


bottom of page