top of page

Produksi dan Ketersediaan Beras 2023 Aman

  • juragantaniantihoa
  • Sep 15, 2023
  • 2 min read

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) memastikan bahwa ketersediaan pangan hingga saat ini masih dalam kondisi aman hingga akhir tahun 2023.


Hal itu karena Kementerian Pertanian terus menerima laporan terkait kondisi pangan dari setiap daerah secara rutin, apalagi di tengah krisis kemarau panjang El Nino.


Bila ada kenaikan harga pangan, menurut Mentan Syahrul, itu bukan disebabkan oleh ketersediaan pangan, tetapi terkendala oleh sistem distribusi dan logistik.

"Persoalannya kenapa dia (pangan) naik, jadi tentu saja bukan masalah ketersediaan. Masalah yang terkait adalah distribusi dan sistem logistik," kata Politisi Partai NasDem itu pada akhir Agustus lalu.

Kepastian terkait ketersediaan pangan nasional ini vital mengingat sektor pertanian terkena dampak langsung dari kekeringan panjang akibat El Nino. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Kementan tengah melakukan Gerakan Nasional (Gernas) El Nino, yaitu pertambahan pertanaman 500.000 ha di 100 kabupaten di 10 provinsi.


Lebih Lanjut, Mentan Syahrul memaparkan bahwa secara nasional kondisi pangan Indonesia berdasarkan neraca yang ada berada pada posisi aman.


Hal ini juga diamini oleh Komisi IV DPR RI dan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA). Berdasarkan data KSA BPS, panen padi pada Juni mencapai 828 ribu hektare, Agustus 815 ribu hektare, September 832 ribu hektare dan Oktober 753 hektare dan ketersediaan beras periode Januari-Oktober 2023 ini mencapai 27,88 juta ton.

"Saya yakin dengan data yang dikeluarkan BPS dan Kementerian Pertanian (Kementan) mengenai produksi dan ketersediaan beras periode Januari Oktober yang mencapai 27,88 juta ton. Angka sebesar itu sudah dilakukan validasi baik melalui kerangka sampel area KSA maupun pengecekan lokasi yang dilakukan jajaran Kementan," ujar Sulaiman, anggota KOmisi IV DPR pada Kamis, (14/9).

Sementara itu, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, Yadi Sofyan Noor menegaskan produksi beras dalam tiga tahun terakhir ini meningkat dan terkonfirmasi tidak ada impor beras umum.


Sofyan melanjutkan, pada Januari hingga Oktober 2023, BPS memperkirakan produksi padi mencapai 27,88 juta ton, jika konsumsi berat pada tahun yang sama mencapai 25,45 juta ton, artinya ada surplus 2,43 juta ton.

"Kini 2023 kejadian aneh, ada anomali harga sementara produksi beras lebih dari cukup dan aman-aman saja. Justru anomali pasar ini yang perlu ditelusuri karena faktor pembentuk harga itu ya terkait juga sistem logistik, sistem distribusi, transportasi, juga struktur pasar dan perilaku pasar, terjadinya dinamika harga juga efek psikologi pasar dari pengaruh bias informasi krisis ekonomi global, iklim ekstrim, pasca covid dan lainnya," tutur Yadi.

Comments


bottom of page