Program PSR Kementan Dorong Sawit Bersaing di Pasar Global
- juragantaniantihoa
- Aug 23, 2023
- 2 min read

Industri sawit dalam perekonomian skala makro memainkan peran strategis bagi Indonesia. Sawit menyumbang devisa terbesar bagi negara, menggerakkan perekonomian nasional, mendorong sektor ekonomi kerakyatan dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak.
Sepanjang tahun 2022, Indonesia telah mengekspor crude palm oil (CPO) sebanyak 6,35 juta ton ke China. Dalam catatan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), China menduduki posisi teratas negara tujuan ekspor sawit, mengungguli India dengan 5,54 juta ton. Ke depan, China akan menjadi pasar global yang potensial untuk ekspor sawit.
Pada bulan Mei lalu, produk minyak sawit naik sebesar 4,5 % dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Kenaikan permintaan datang dari India dan negara-negara di Afrika.
Melihat besarnya potensi ekspor produk sawit dalam pasal global, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengajak para pelaku perkebunan sawit agar melakukan akselerasi Program Peremajaan Sawit dan hilirasi. Hal itu dapat ditempuh melalui perbaikan dalam tata kelola sawit secara berkelanjutan untuk menjaga dan meningkatkan produksi perkebunan sawit.
“Hari ini secara khusus saya mengajak semua pihak yang terlibat untuk ikut dalam memajukan perkebunan sawit secara berkelanjutan melalui program-program pemerintah seperti PSR, pengembangan SDM, sarana dan prasarana,” kata Mentan Syahrul ketika membuka Rapat Koordinasi Kelapa Sawit se-Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin, Selasa (22/8/2023).
Perkebunan kelapa sawit telah berkembang cepat dan sudah banyak tersebar di 26 provinsi di Indonesia. Kalimantan dan Sumatra menjadi dua pulau utama sentra perkebunan kelapa sawit.
Sebagai salah satu komoditas andalan Indonesia, kelapa sawit memiliki prospek yang cerah di masa depan. Tidak sedikit negara meminati sawit dari Indonesia. Menurut SYL, bila diakselerasi dengan baik, perkebunan sawit di Tanah Air akan semakin kuat dan berdaya saing. Termasuk memulihkan ekonomi nasional di daerah-daerah sentra kelapa sawit.
Akselerasi Program Peremajaan Sawit
Untuk tahun 2023, Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) seluas 200.000 hektar bisa direalisasikan tahun ini. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sendiri menargetkan program PSR bisa direalisasikan 180.000 hektar tahun per tahun.
Kontribusi kelapa sawit selama ini ditopang dari luasan areal tutupan yang mencapai 16,38 juta hektar, dimana sekitar 6,9 juta hektar merupakan milik pekebun sawit rakyat. Namun kondisi kebun sawit rakyat saat ini kurang baik di mana produktivitasnya rendah dan bermasalah dalam penggunaan agroinput. Hal ini menjadi tantangan utama pekebun sawit Indonesia.
Di sisi lain, produktivitas sawit nasional baru mencapai 3–4 ton per hektar atau setara dengan CPO. Hal ini dapat mengancam masa depan sawit rakyat Indonesia jika tidak dilakukan langkah komprehensif. Di antaranya perlu melakukan perbaikan dari sektor hulu dengan mengganti tanaman tua atau yang sudah tidak produktif melalui Program Peremajaan Sawit.
“Dari luas areal sawit rakyat tersebut, setidaknya terdapat 2,8 juta hektar potensial untuk diremajakan,” ungkap Politisi Partai NasDem itu.
Hasil dari Program PSR ini juga sudah dapat dirasakan. Panen perdana kelapa sawit dalam Program PSR sukses dilakukan di Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan pada bulan Juli lalu. Panen sawit PSR tersebut berlangsung di lahan seluas 1.157 hektare yang telah ditanam pada tahun 2020 lalu.
Comments