Rahasia Jawa Barat Sukses Terapkan Digitalisasi Pertanian Inovatif
- juragantaniantihoa
- Apr 15, 2023
- 2 min read

Dalam survei yang dilakukan oleh Badan Pangan dan Pertanian (FAO), Jawa Barat dinyatakan sebagai provinsi yang menerapkan inovasi digital pertanian, perikanan dan peternakan yang cukup progresif di lingkungan wilayah desanya.
Ini bermula ketika FAO meluncurkan Digital Village Initiative (DVI) pada tahun 2021 yang bertujuan untuk mempromosikan digitalisasi di daerah pedesaan.
Setahun kemudian, Indonesia bersama 13 negara lainnya di kawasan Asia Pasifik sepakat untuk melakukan survei tentang inovasi digital di wilayah pedesaan di negara masing-masing.
Dengan dukungan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), FAO melakukan survei di 132 desa di Indonesia guna menilai tingkat inovasi digital termasuk perkembangan teknologi dan tingkat adopsi untuk menentukan kematangan inovasi digital yang dipraktikkan.
Hasilnya, Jawa Barat menjadi provinsi terdepan yang melek digital pertanian.
"Seperti smart farming, smart fishery, smart livestock, dan masih banyak lagi," ungkap Rajendra Aryal, Kepala Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste.
FAO menemukan tingkat kematangan digital di pedesaan ternyata bervariasi mulai dari tahap percontohan hingga tahap komersial. Potensi tersebut diharapkan bisa dikembangkan dengan dukungan teknis dari FAO.
"Kami berharap desa inovasi digital ini akan terus berlanjut dalam kerja sama yang erat dengan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait lainnya. Sangat penting untuk memanfaatkan potensi desa-desa ini," imbuh Rajendra.
Baca juga:
Inovasi digital di desa-desa di Jawa Barat mewakili berbagai sektor di bidang pertanian, antara lain pembangunan infrastruktur, layanan keuangan, layanan sosial, pemasaran pertanian pangan dan e-commerce, pertanian cerdas, peternakan cerdas, sistem informasi, e-government, dan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.
Sebagai contoh, e-fishery telah diterapkan di Desa Puntang, Soge dan Krimun di Indramayu. Demikian pula pertanian cerdas telah diterapkan di Habibie Garden di Desa Cibodas, Desa Alam Endah di Kabupaten Bandung, serta Desa Papayan di Tasikmalaya.
Survei FAO menemukan bahwa egovernance adalah jenis inovasi yang paling banyak di desa, diikuti oleh digitalisasi dalam kegiatan komunitas dan ekonomi, smart farming, sistem informasi, pemasaran pangan pertanian, e-commerce, layanan sosial, layanan keuangan, dan infrastruktur lokal.
FAO di kawasan Asia-Pasifik telah mengembangkan platform yang disebut "1000 Desa Digital" sebagai tempat berbagi pengalaman dan memberikan dukungan teknis untuk inovasi digital.
DVI FAO merupakan program untuk mendukung pembangunan pedesaan yang inklusif dan peka gender serta transformasi sistem pertanian pangan berkelanjutan untuk memenuhi tujuan Sustainable Development Goals (SDG) 2030.
FAO DVI mengikuti pendekatan ekosistem digital yang dipimpin oleh negara anggota, berpusat pada pengguna, dan holistik untuk pengembangan desa digital dengan berlandaskan konteks lokal.
コメント