top of page

Surplus Produksi, Indonesia Kembali Ekspor Telur Tetas ke Myanmar

  • juragantaniantihoa
  • Sep 18, 2023
  • 2 min read

Indonesia baru saja mengekspor telur tetas atau hatching egg (HE) ayam ke Myanmar dalam waktu kurang dari sebulan setelah Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan launching pelepasan ekpor telur konsumsi ke Singapura.


Ekspor telur tetas ini dilakukan oleh salah satu perusahaan perunggasan terintegrasi, yaitu PT Super Unggas Jaya sebanyak 58.500 butir HE yang nantinya akan menghasilkan 18.000 ekor Day Old Chick (DOC) Parent Stock (PS).

“Telur yang diekspor ini merupakan telur tetas dengan kualitas terbaik dan dihasilkan dari indukan umur yang performa terbaik,” kata Nasrullah, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH).

Nasrullah hadir dalam acara seremoni pelepasan ekspor di unit Hatchery PT Super Unggas Jaya yang bertempat di Cijeruk, Bogor, Jawa Barat pada hari Minggu (17/9).

“Kita semua tentunya berbahagia karena produk peternakan kita hari ini berhasil mengirimkan kembali ekspor ke Myanmar,"imbuhnya.

Nasrulah melanjutkan, ekspor telur tetas ini bisa dilakukan setelah memprioritaskan kebutuhan dalam negeri sesuai arahan presiden. Diketahui, produksi komoditas telur saat ini berlebih sehingga harus didorong agar mampu diekspor.

“Kita lihat perkembangan produksi unggas yang jumlahnya cukup luar biasa dan tercatat surplus, tentunya surplus ini kita dorong untuk ekspor,” kata Nasrullah.

Indonesia saat ini telah mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan produksi daging ayam mencapai sekitar 3,85 juta ton per tahun, sedangkan berdasarkan data prognosa ketersediaan dan kebutuhan nasional untuk konsumsi daging ayam sekitar 3,5 juta ton per tahun, sehingga mempunyai cadangan neraca atau surplus sebanyak 348 ribu ton.

“Kami terus mendorong pelaku usaha perunggasan agar mampu melakukan ekspor dan bersaing di pasar global.” papar Nasrullah.

Sebagai informasi, telah terjadi pencapaian terbesar ekspor peternakan pada tahun 2022 hingga triwulan III 2023, di mana Indonesia berhasil menembus pasar Singapura, serta adanya persetujuan ekspor produk Indonesia oleh UEA.

“Artinya selama beberapa tahun ini proses peningkatan nilai tambah dan daya saing bahkan hilirisasi terus berjalan sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha dan selera konsumen,” ungkapnya.

Kinerja ekspor komoditas peternakan pada periode Januari – Juli Tahun 2023 (angka sementara) senilai USD 790,7 juta setara Rp. 11.8 T, dengan pertumbuhan nilai ekspor meningkat sebesar 9,56% dan pertumbuhan volume ekspor meningkat 15,36% dibandingkan periode yang sama Tahun 2022.

"Ekspor ini menjadi salah satu kado dalam rangka bulan bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan yang ke-187, harapannya mampu menginspirasi peternak, khususnya peternak unggas, untuk tetap semangat menjadi pahlawan pangan Indonesia," pungkasnya.

Comments


bottom of page