top of page

UAV Jadi Andalan Tingkatkan Produksi Pertanian saat Jumlah Petani Berkurang

  • juragantaniantihoa
  • May 6, 2023
  • 2 min read

Di samping populasi petani didominasi oleh usia tua, pertanian di Indonesia juga menghadapi tantangan serius. Jumlah tenaga kerja di sektor ini dari kalangan anak muda masih sangat sedikit.


Pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus mendorong generasi agar terjun ke sektor pertanian. Banyak program disiapkan Kementan untuk melakukan regenerasi petani, antara lain program Petani Milenial yang menargetkan 2,4 juta petani milenial pada tahun 2024. Selain itu Kementan juga mensosialisasikan penggunaan alsintan dan adaptasi teknologi pertanian guna membantu meningkatkan hasil produksi.


Bulan lalu Taiwan Technical Misson menjalin kerjasama dengan Unviersitas Hasanuddin (Unhas) di Sulawesi Selatan untuk mempromosikan penggunaan UAV pertanian atau yang biasa disebut dengan drone (pesawat nirawak). Kerjasama ini diteken dalam rangka mengatasi fenomena penuaan populasi petani dan minimnya tenaga kerja pertanian di daerah pedesaan.


Kerjasama ini berfokus pada aplikasi perlindungan tanaman, seperti penyemprotan pupuk dan pestisida. Personel sektor publik yang relevan diundang untuk berpartisipasi. Mereka juga diajari penggunaan perangkat lunak tambahan seperti navigasi otomatis dan pemetaan medan, untuk membantu mereka memahami potensi UAV sebagai mesin pelindung tanaman.


Baca juga:

Penggunaan UAV akan membantu mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja di daerah pedesaan secara efektif. Pasalnya, pertanian tradisional biasanya membutuhkan banyak tenaga kerja untuk pemupukan dan penyemprotan pestisida.


Keuntungan lain yang diperoleh dari penggunaan UAV untuk pemupukan dan penyemprotan pestisida adalah dapat mengurangi dampak lingkungan. Selain penyemprotan bisa lebih merata, jumlah bahan kimia yang digunakan juga lebih sedikit bila dibandingkan dengan penyemprotan tradisional.


Taiwan Technical Mission sudah melakukan eksperimen di wilayah Gowa, Sulsel. Hasilnya menunjukkan bahwa penyemprotan dengan UAV menggantikan penyemprotan manual dapat menghemat lebih dari 80% biaya waktu dan mengurangi penggunaan air hingga lebih dari 90%.


Strategi penggunaan UAV pertanian ini ternyata tidak hanya membantu menyelesaikan masalah kekurangan tenaga kerja di daerah pedesaan, tetapi juga membantu mengurangi dampak lingkungan.

Comentários


bottom of page