top of page

Search Results

328 results found with an empty search

  • Kementan Salurkan Bantuan Alsitan untuk Tingkatkan Produksi Pangan

    Dalam rangka mengantisipasi krisis pangan global akibat pandemi Covid-19 dan konflik antar negara, Kementerian Pertanian mendapatkan arahan dari Presiden Joko Widodo, di antaranya melakukan upaya peningkatan produksi pangan yang disesuaikan dengan karakter masing-masing wilayah. Salah satu strategi Kementan untuk meningkatkan produksi pangan adalah mengupayakan percepatan pengolahan tanah dan penanaman secara serentak melalui pemanfaatan alat dan mesin pertanian (alsintan). Alsitan memainkan peranan penting dalam meningkatkan produktivitas pangan karena dapat memberikan kualitas hasil yang lebih baik. Peran lainnya adalah kerja pertanian semakin efektif dan efisian dengan menerapkan alsitan. Selain itu, ketersediaan alsintan secara memadai akan membantu memecahkan persoalan yang dialami para petani di pelbagai daerah terkait kelangkaan tenaga kerja di sektor pertanian. Baca juga: Kelompok Tani Sumut Mampu Raup 1 Miliar Per Musim Tanam Inovasi Kelompok Tani Kutai Timur, Perpendek Usia Panen Kementerian Pertanian melalui Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian memikul kewajiban untuk mendukung ketersediaan sarana pertanian terutama alsitan untuk komoditas tanaman pangan, tanaman hortikultura, komoditas perkebunan dan komoditas peternakan. Pengadaan dan penyaluran bantuan alsintan telah diatur dalam petunjuk teknis penyediaan dan penyaluran bantuan alat dan mesin pertanian tahun anggaran 2023 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian dengan nomor 45.2/KPTS/SR.430/B/11/2022. Seperti tertera dalam juklak panduan teknis tersebut, kriteria penerima bantuan alsintan dibedakan menjadi dua kategori. Yaitu masyarakat dan pemerintah daerah. Terkait penerima bantuan alsintan dari kategori masyarakat, antara lain terdiri dari kelompok tani atau gabungan kelompok tani, korporasi tani atau masyarakat tani yang mendukung pembangunan pertanian. Sejauh ini, Kementan terus mendistribusikan bantuan alsitan kepada lembaga-lembaga kelompok tani dan sejenisnya yang telah memenuhi persyaratan. Pada Agustus lalu, Kementan memberikan bantuan 26 alsintan untuk kelompok petani di Kota Madiun, Jawa Timur. Bantuan itu terdiri dari 11 unit mesin pompa air, 8 unit hand traktor, empat hand sprayer elektric, dua cultivator mini" dan satu alat transportasi roda tiga. Kemudian pada Juni lalu, Kementan juga menyalurkan bantuan sarana produksi (saprodi) dan alsintan kepada petani di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam rangka membantuk mereka menghadapi fenomena El Nino.

  • Muhammad Ansar, Penggagas Biosaka yang Mendapat Penghargaan dari Mentan SYL

    Ketergantungan petani terhadap pupuk kimia bersubsidi menjadi persoalan yang serius dalam pembangunan pertanian di Indonesia. Masalah ini semakin rumit ketika alokasi pupuk subsidi tidak sesuai dengan kebutuhan para petani, sehingga seringkali menyebabkan kelangkaan pupuk. Pada tahun 2022, data Kementerian Pertanian mencatat pupuk subsidi dialokasikan untuk berbagai jenis pupuk seperti Urea, SP-36, ZA, NPK, NPK Formula Khusus, Organik Granul, dan organik Cair. Namun, kebutuhan nasional petani untuk pupuk mencapai 22,57 hingga 26,18 juta ton per tahun, sedangkan alokasi anggaran hanya cukup untuk 8,87 hingga 9,55 juta ton dengan anggaran subsidi sebesar Rp 25 trilliun. Jumlah ini jauh dari memenuhi kebutuhan petani. Menghadapi situasi ini, Kementerian Pertanian telah mendorong petani untuk tidak lagi tergantung pada pupuk kimia bersubsidi dan mencari cara baru dalam penyediaan pupuk. Salah satu inovasi yang muncul adalah teknik Biosaka yang dikembangkan oleh Muhammad Ansar, seorang petani asal Blitar, Jawa Timur. Biosaka merupakan sistem teknologi terbarukan dalam pertanian organik modern yang menggabungkan biologi dan teknologi. Menurut Ansar, Biosaka tidak melibatkan mikroba atau proses fermentasi dalam pembuatannya, sehingga teknologinya sederhana dan dapat diproduksi hanya dengan menggunakan tangan. Cerita bermula keitka Ansar ingin membantu petani di sekitarnya. Tapi di luar dugaannya, inovasi yang diciptakannya berkembang pesat di Blitar. Ia mulai melakukan penelitian pada tahun 2006, kemudian mengembangkannya secara massal pada tahun 2011 melalui pemberdayaan petani. Pada pertengahan tahun 2019, Ansar mulai melakukan pendampingan di Kabupaten Blitar, terutama di wilayah Kecamatan Wates. Awalnya, hanya ada 1-2 petani yang mencoba teknologi Biosaka, tetapi dengan bantuan petugas pertanian lapangan dan perluasan informasi, penggunaan Biosaka mulai meningkat di seluruh kecamatan wilayah Blitar. Biosaka menurut Ansar memiliki beberapa kelebihan. Pertama, reaksinya yang cepat terlihat dalam waktu 24 jam setelah aplikasi. Kedua, dapat digunakan pada semua tahap pertumbuhan tanaman, dari benih hingga panen. Ketiga, proses produksinya sangat cepat dan tidak memerlukan fermentasi yang memakan waktu. Keempat, cara penggunaannya mudah dengan dosis yang kecil. Biosaka dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 50-90 persen, menghemat biaya produksi, dan bahan baku nya tersedia di lingkungan petani. Namun, ada beberapa kekurangan yang perlu diakui. Pertama, Biosaka tidak dapat diproduksi dengan mesin, sehingga memerlukan tenaga kerja manual. Kedua, bahan bakunya terus berubah selama pembuatan, dan petani harus memilih rumput yang sehat dan tidak terkontaminasi oleh bahan kimia. Selain itu, petani juga harus memahami unsur hara tanah yang lebih luas daripada yang biasa diketahui, termasuk magnesium, sulfur, dan asam amino. Dengan teknologi Biosaka, Muhammad Ansar telah membantu petani mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia bersubsidi, meningkatkan efisiensi pertanian, dan menciptakan solusi yang ramah lingkungan untuk sektor pertanian di Indonesia. Inovasi seperti ini merupakan langkah positif dalam mendukung pembangunan pertanian organik modern di negara ini. Muhammad Ansar baru saja menerima penghargaan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) pada acara HUT Kemerdekaan RI ke-78 Agustus lalu. "Penghargaan patut diberikan kepada penggagas Elisitor Biosaka, Muhammad Anshar. Berkat Biosaka, turut membuktikan pertanian Indonesia bisa semakin mandiri, maju dan modern dan mengangkat kearifan lokal dalam bertani," ucap Mentan SYL. Syahrul mengapresiasi keberadaan Biosaka sebagai salah satu inovasi anak bangsa berbasi kearifan lokal sehingga menghadirkan cara baru bertani yang tidak lagi bergantung pupuk kimia, menyuburkan lahan, menekan hama penyakit dan mensejahterakan petani secara gratis.

  • Lewat Tani On Stage, Kementan Wujudkan Hilirisasi Pertanian

    Kementerian Pertanian sukses menggelar kegiatan Tani On Stage (TOS) dan Jalan Sehat bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Anjungan Pantai Losari Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (3/9). Kegiatan TOS ini bertambah meriah dengan adanya Pameran Hilirisasi yang menampilkan beragam produk turunan dari komoditas pertanian. Kementan berupaya mengambil peranan aktif dalam mendorong pengembangan hilirisasi dan kegiatan korporasi. Selain itu, Kementan juga mendorong hasil petani Good Handling Practices (GHP) yang sesuai dengan standar. Hilirisasi berbagai komoditas pertanian perlu dikembangkan untuk meningkatkan nilai tambah. Di samping itu, hilirisasi juga akan dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan devisa negara. Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) bahwa hilirisasi di sektor pangan di masa mendatang akan semakin menunjang pertumbuhan dan pendapatan negara, jika dibandingkan dengan hilirisasi sektor tambang dan mineral. Oleh karena itu, pemerintah akan terus mendorong para petani untuk melakukan hilirisasi. “Mari bersama perkuat pertanian Indonesia, tak hanya di hulu saja, namun sampai ke hilirnya beserta turunannya. Generasi muda sudah saatnya terjun geluti dan kembangkan pertanian, demi masa depan pertanian kedepannya. Kontribusi aktif generasi muda sangat dibutuhkan, karena akan semakin memperkokoh dan memperkuat pertanian dari hulu hingga hilir,” ujar SYL seusai jalan sehat dalam kegiatan Tani On Stage (TOS). Mentan Syahrul menambahkan sehat harus dari pikiran dan hati, hanya bisa sehat kalau makanannya juga sehat, karena itu makanan menjadi hal yang paling penting dijaga ketersediaannya, dan makanan yang sehat itu adalah makanan yang memenuhi gizi. SYL mengharapkan kegiatan Tani On Stage dan jalan sehat ini, akan dapat memantik ide-ide kreatif dan semangat yang tinggi dalam membangun sektor pertanian, terutama hilirisasi pertanian termasuk perkebunan. “Perbaiki hidupmu dengan pertanian, lapangan kerja yang paling besar adalah pertanian, dan pertanian mendorong perekonomian negara dari semua produk turunan pertanian. Pertanian dibutuhkan dunia,” ujar Politisi Partai NasDem itu. Kegiatan Tani On Stage di Makassar pada Minggu kemarin dihadiri oleh kurang lebih 11.000 peserta petani, penyuluh, mitra pertanian dan pelaku usaha pertanian maupun perkebunan lainnya. “Ini merupakan salah satu bentuk wujud kolaborasi dan komitmen dalam membangun pertanian. TOS ini merupakan media untuk mengangkat petani maupun bisnis usaha pertanian atau perkebunan, serta keberhasilan atau capaian kinerja pertanian,” Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, ujar Andi Nur Alamsyah. Melalui kegiatan TOS tersebut, produk perkebunan Indonesia diharapkan bisa menjadi produk olahan yang berskala ekspor dan memiliki dampak langsung ke pekebun, serta diduking akselerasi promosi untuk memperkenalkan dan meningkatkan nilai tambah, daya saing produk pertanian demi mensejahterakan masyarakat termasuk pekebun Indonesia. Beberapa pelaku usaha pertanian yang hadir di acara itu antara lain Hariadi, L.SHSP, Founder Koperasi Produsen Petani Kopi Tana Toraja, Reza Alamsah, L.SH, Ketua Asosiasi UMKM Hortikultura Indonesia, Andi Syamsul Alam S.Pt LA’MIRAPE (Layanan Milik Rakyat Peternak) Pengembangan Usaha Rakyat, Alexander Pasangallo PT. Nutrindo Bogarasa Manufacturing Division Head PT Nutrindo Bogarasa, dan Hadi Suprapto Bank Mandiri Cluster Manajer Gowa. Acara TOS ini menghadirkan produk-produk hasil pertanian dari berbagai pelaku usaha, di stand pameran. Seperti kopi, coklat, gula aren, susu, sosis, eucalyptus, nasi instan kacang hijau, produk keripik, singkong, minuman markisa, olahan kacang tanah, icip-icip kopi, kelapa, nanas olahan jagung, klinik kesehatan, benih kelapa, benih cabai, mobil perbankan, dan tanaman hias serta lainnya.

  • Di Tengah Puncak El Nino, Nilai Tukar Petani Nasional Meningkat

    Pada bulan Agustus 2023, Nilai Tukar Petani (NTP) nasional mengalami kenaikan sebesar 1,09 persen hingga mencapai 111,85. Kenaikan NTP nasional tersebut dipicu oleh kenaikan harga yang diterima para petani sebesar 1,08 persen. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan NTP Agustus tahun ini dipengaruhi oleh empat komoditas. Yaitu gabah, cabai rawit, kelapa sawit dan jagung. Adapun jika dilihat dari aspek subsektornya, kenaikan tertinggi terjadi pada tanaman pangan yakni sebesar 106,71 atau naik sebesar 1,95 persen. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan kenaikan tersebut terjadi karena indek harga yang diterima petani (IT) naik 1,91 persen. Pudji menambahkan kenaikan juga terjadi pada Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) sebesar 112,55 atau naik sebesar 1,02 persen. Hal itu terjadi karena indek harga yang diterima petani (IT) naik sebesar 1,08 persen. Dengan kata lain, indeks harga yang diterima petani lebih tinggi dibanding indek biaya produksi. Kenaikan NTUP tersebut dipicu oleh gabah, kelapa sawit, cabai rawit dan jagung. Adapun jika dilihat dari sisi subsektor kenaikan tertinggi NTUP adalah tanaman pangan yang mencapai 107,74 atau naik sebesar 1,83 persen. Kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional merupakan kabar menggembirakan bagi para petani. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari berbagai upaya pemerintah melalui Kementerian Pertanian dalam mendukung peningkatan produktivitas melalui penyediaan benih unggul, program KUR dan intervensi teknologi mekanisasi. "Pemerintah melalui kementerian pertanian terus berkomitmen meningkatkan produksi melalui benih unggul, KUR dan mekanisasi teknologi yang terbukti berdampak langsung pada kesejahteraan petani," ungkap Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri.

  • Migor Bekatul, Inovasi Petani Banyuwangi Ciptakan Minyak Goreng

    Bekatul seringkali hanya dianggap sebagai sisa penggilingan padi yang tidak memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Biasanya bekatul digunakan sebagai pakan ternak atau dicampurkan ke dalam pupuk untuk lahan pertanian. Namun siapa menyangka, bekatul ternyata juga dapat diolah menjadi produk baru bernilai ekonomi tinggi. Sekelompok petani di Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru berhasil mengubah pandangan ini dengan mengembangkan inovasi teknologi minyak goreng dari bekatul. Inovasi ini dimulai sejak satu tahun yang lalu ketika Desa Kalibaru Wetan kedatangan tim pengabdian masyarakat dari Universitas PGRI Banyuwangi yang memberikan pelatihan kepada petani di sana. Awalnya, mereka hanya mampu memproduksi minyak bekatul dalam jumlah kecil. Namun, saat ini mereka telah memperoleh mesin pengolah bekatul generasi kedua dengan kapasitas yang jauh lebih besar. Petani menerima mesin ini bersamaan dengan pelatihan tentang cara mengoperasikannya. Mereka sekarang telah dapat menggunakan mesin ini seiring dengan masa panen padi, sehingga proses penggilingan dan produksi minyak bekatul bisa dilakukan dengan lebih efisien. Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Uniba, Megandhi Gusti Wardhana mengatakan bahwa inovasi ini diluncurkan melalui program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat petani di Desa Kalibaru Wetan. Inovasi ini ternyata memberikan bantuan ekonomi yang signifikan bagi masyarakat petani di Kalibaru di tengah kelangkaan minyak goreng beberapa waktu yang lalu. Petani berharap terus mengembangkan produksi minyak bekatul agar bisa memenuhi kebutuhan sejumlah desa di Kecamatan Kalibaru. Megandhi menjelaskan bahwa proses pembuatan minyak bekatul tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan pada mesin minyak goreng bekatul generasi pertama, yang lebih kecil kapasitas produksinya. Perbedaannya terletak pada kapasitas produksi yang lebih besar pada mesin generasi kedua. Awalnya, bahan bekatul halus dimasukkan ke dalam mesin extruder presisi tinggi generasi kedua. Di dalam mesin ini, bahan tersebut akan mengalami proses press sambil terus diputar selama 20 menit, menghasilkan minyak bekatul. Minyak akan mengalir keluar melalui lubang output, sedangkan padatan secara otomatis akan terpisah. Dari 1 kg bekatul halus, petani dapat memperoleh sekitar 200-500 mililiter minyak bekatul dengan harga jual Rp 10 ribu per liter. Hal ini menggantikan penjualan bekatul yang sebelumnya hanya dihargai sekitar Rp 500-1.000 per kilogramnya. Teknologi ini, ujar Megandhi, telah meningkatkan nilai jual bekatul yang sebelumnya kurang diminati menjadi lebih bernilai ekonomis. Sebagai informasi, Banyuwangi dikenal sebagai lumbung padi nasional dengan surplus beras yang besar setiap tahunnya. Namun potensi ekonomis bekatul belum dimanfaatkan secara maksimal. Inovasi ini diharapkan bisa memberikan alternatif baru dalam pilihan minyak goreng selain minyak kelapa sawit, serta membuka peluang bisnis baru yang mendukung pertanian di Banyuwangi.

  • Upland Project Dorong Produk Pertanian Go Internasional

    Peluang pasar internasional terbuka semakin lebar seiring mudahnya regulasi dan dorongan yang terus digencarkan pemerintah. Produk pertanian merupakan salah satu yang didorong untuk melebarkan pangsa pasar. Dengan menjual komoditas pertanian ke luar negeri, nilai tambah pertanian akan semakin bertambah sehingga akan meningkatkan kesejahteraan para petani. Namun tidak semua petani memiliki akses untuk ekspor. Menjawab persoalan tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) membuat program Upland Project sebagai upaya untuk memasarkan produk mereka lewat jalur ekspor. “Upland Project ini penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Caranya bisa melalui pengembangan infrastruktur lahan dan air, pengembangan sistem agribisnis, serta penguatan sistem kelembagaan,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL). Lebih lanjut, Mentan mengatakan bahwa peningkatan produktivitas juga bisa dilakukan melalui modernisasi pertanian lewat alat mesin pertanian (AInstan), sarana produksi pertanian, serta peralatan penanganan pascapanen untuk mendukung sistem pertanian terpadu. “Pada tingkat on-farm contohnya peningkatan pertanian dan pada off-farm ada pada pengembangan kelembagaan petani agar menjadi mandiri dan memiliki posisi tawar lebih baik,” jelasnya. Lewat program tersebut, Kementan melakukan sejumlah pelatihan terkait manajemen ekspor untuk komoditas korporasi petani. Upland Project sendir merupakan program pertanian terpadu yang menyelaraskan antara sektor hulu (on farm/sebelum panen) dan hilir (pasca panen/off farm) yang terintegrasi. "Bukan hanya produksi yang dikejar, tetapi juga memastikan petani bisa mendapatkan hasil penjualan yang terbaik, sehingga akan meningkat pendapatannya," kata Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Kementan, Ali Jamil, Selasa (29/8/2023). Dijelaskan lebih lanjut, Upland Project telah memberikan pelatihan ekspor untuk petani di enam kabupaten yakni Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Magelang, Subang, Tasikmalaya dan Sumenep. Selanjutnya Upland Project juga akan melakukan pelatihan manajemen ekspor secara bertahap di tujuh kabupaten lainnya. Langkah nyata yang dilakukan adalah dengan mengenalkan produk petani ke pasar internasional dengan cara mengikutkan produk petani di pameran tingkat dunia yang dilaksanakan di Belanda, Turki dan Amerika pada 2022 lalu. "Kami sangat concern mendorong peningkatan rantai nilai dari produk pertanian supaya memastikan produk petani mendapatkan nilai jual yang terbaik dan meningkatkan pendapatan petani," kata Pengelola Program atau Project Management Unit Upland Project Farakka Sari. Program ini terbilang lengkap, karena petani juga dilatih untuk memahami karakter pasar internasional hingga analisis potensi pasar sehingga para petani Indonesia lebih mengenal pasar yang lebih luas. Sedangkan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk pertanian agar bertaraf internasional, produk petani Upland juga telah dilakukan standarisasi melalui sertifikasi produk dan juga lahan untuk memastikan produk yang dihasilkan bermutu tinggi. Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah dengan memberikan sertifikasi organik. Saat ini lebih dari seribu hektar lahan petani Upland telah mendapatkan sertifikasi organik. Salah satu capaian petani Upland Project datang dari Korporasi Petani Kabupaten Purbalingga yang telah berhasil mengekspor untuk produk lada ke Jepang. Bahkan saat ini telah mendapatkan kontrak untuk menyuplai pasar di Negeri Sakura tersebut. Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, saat ini juga telah berhasil mengolah produk bawang merah goreng untuk pasar di Belanda. "Karena Upland Project merupakan program terintegrasi, dukungan juga kami alokasikan dalam sektor hulu atau produksi melalui infrastruktur pertanian seperti jalan usaha tani, irigasi, alat dan mesin pertanian serta alat pengolahan pasca panen," ujar Farakka.

  • Urgensi Petani Milenial Hadir di Pedesaan

    Pertanian telah menjadi tulang punggung ekonomi dan sumber penghidupan bagi sebagian besar penduduk di Indonesia, terutama di wilayah pedesaan. Namun, tantangan yang dihadapi oleh sektor pertanian semakin kompleks seiring dengan perkembangan zaman. Salah satu solusi yang diupayakan pemerintah untuk menghadapi tantangan ini adalah melalui program yang dijalankan oleh Kementerian Pertanian untuk mencetak petani milenial. Petani milenial merupakan anak-anak muda yang memiliki peran penting dalam meregenerasi dan memajukan sektor pertanian di Indonesia. Dalam catatan Kementerian Pertanian, sebanyak 125.637 petani milenial di Indonesia sudah terdata langsung oleh Kementan. Kementan memberikan perhatian besar kepada mereka melalui pelatihan khusus untuk mereka. Mereka mendapatkan pelatihan seperti bagaimana mengembangkan smart farming, penggunaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kelembagaan petani. Dengan pelatihan-pelatihan tersebut, pemerintah melalui Kementan mengharapkan akan tumbuh generasi petani muda dengan mindset pertanian yang lebih maju dan inovatif daripada petani-petani generasi tua. Mereka diharapkan di masa mendatang menjadi pengusaha milenial dan pebisnis pertanian yang handal. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan anak-anak muda yang sekarang menjadi petani milenial lebih bisa mengelola usaha pertanian dalam skala bisnis dan menghasilkan keuntungan. Syahrul mengharapkan mereka beradaptasi dan memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan usaha pertanian mereka. Dengan banyaknya potensi yang dimiliki, harapan besar tengah dipikul para petani milenial di tengah kehadiran mereka di pedesaan. Peran mereka sangat urgen dan keberadaan mereka tidak bisa diabaikan. Petani milenial notabenenya tumbuh di era digital dan teknologi informasi. Mereka memiliki pengetahuan yang lebih luas tentang teknologi modern yang terintegrasi dalam praktik pertanian. Dengan memanfaatkan teknologi seperti pertanian berbasis data, pertanian hidroponik, dan penggunaan aplikasi untuk pemantauan tanaman, petani milenial dapat membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam usaha pertanian. Kemudian mereka juga berperan penting dalam upaya menjaga lingkungan dan menghadapi perubahan iklim. Sebab di masa mendatang yang diperlukan adalah metode pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Petani milenial cenderung lebih terbuka terhadap metode-metode pertanian yang berfokus pada penggunaan pupuk organik, pengurangan penggunaan pestisida kimia, dan praktik-praktik pertanian berkelanjutan lainnya. Generasi muda biasanya memiliki semangat dan energi untuk mengubah situasi. Petani milenial dapat membawa semangat baru ke sektor pertanian, mendorong adopsi inovasi, dan menggerakkan perubahan positif dalam pola pikir dan praktik pertanian di masyarakat pedesaan. Dengan pendidikan yang lebih baik dan pengetahuan tentang praktik pertanian modern, petani milenial memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Ini dapat berdampak positif pada ketahanan pangan negara dan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Lebih daripada itu, program pedesaan untuk melibatkan petani milenial dapat membantu mengurangi laju urbanisasi yang terjadi. Dengan memberikan peluang dan insentif kepada pemuda di pedesaan untuk terlibat dalam pertanian, lebih banyak orang muda akan memiliki alasan untuk tetap tinggal dan berkontribusi dalam mengembangkan desa mereka. Mereka bahkan dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan, dan mengurangi tingkat kemiskinan. Hal ini sejalan dengan arahan Mentan SYL bahwa pertanian harus dimulai dari desa. Dia pun mendorong adanya terobosan dan inovasi dalam pelaksanaan program pembangunan pertanian guna mewujudkan SDM unggul untuk meningkatkan produktifitas, kualitas dan kontinuitas produksi pertanian secara nasional. Untuk itu, petani milenial perlu dilibatkan sekaligus mengambil peran untuk memajukan pertanian di pedesaan.

  • Mentan SYL Kembali Sabet Penghargaan Berkat Inovasi Pertanian

    Penghargaan berdatangan kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL). Berkat kinerja strategisnya dalam memajukan sektor pertanian nasional, apresiasi seakan datang bertubi-tubi. Sepak terjang Mentan SYL dalam berinovasi memang harus diakui sebagai langkah positif yang akan membawa pertanian Indonesia menuju pertanian modern, berkelanjutan, dan selalu fokus pada peningkatan nilai tambah bagi para petani. Kali ini, politisi Partai NasDem itu menerima penghargaan dalam acara Merdeka Awards Kategori Program Inovatif untuk Negeri. Penghargaan bergengsi ini diberikan kepada orang terpilih, atau kelompok masyarakat yang memberi sumbangan nyata terhadap kemajuan Indonesia dan kemanusiaan. Tim dari Merdeka Awards menilai bahwa kinerja kementerian yang dipimpin oleh Syahrul Yasin Limpo ini telah berhasil membuat sejumlah langkah-langkah strategis dan inovatif yang berdampak positif bagi pertanian nasional. Di SCTV Tower, Jakarta, Rabu (30/8/2023), Mentan Syahrul menerima penghargaan tersebut. Dia mengatakan, penghargaan ini sama dengan menghargai kinerja pertanian selama ini. Mentan juga menyebut bahwa penghargaan ini adalah sebagai cara untuk memberi penghargaan kepada kerja keras para petani di lapangan yang penuh dengan tantangan demi menghadirkan pangan bagi masyarakat. “Menghargai pertanian adalah suatu kewajiban, kita tidak bisa hidup tanpa pertanian, pertanian itu kekuatan dan sumber daya paling besar bagi bangsa ini, penghargaan ini sangat berarti bagi kami, dan kami dedikasikan penghargaan ini untuk para petani,” ucap mantan Gubernur Sulawesi Selatan 2 periode ini usai menerima penghargaan. Kementerian Pertanian telah mengadaptasi sejumlah teknologi terbaru dalam mengembangkan pertanian nasional. Ini penting dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian berbasis digital dan mekanisasi. Menurut Mentan, ke depan pertanian Indonesia menghadapi tantangan yang cukup besar, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah mitigasi yang menyeluruh, mulai dari hulu sampai hilir. Salah satunya dengan menerapkan berbagai inovasi dan teknologi. “Pertanian sangat diperlukan dalam situasi saat ini, untuk itu dalam membangun pertanian ke depan kita butuh semangat dan inovasi untuk menghadirkan teknologi yang lebih bermanfaat dalam pembangunan pertanian ke depan,” tukasnya. Melalui berbagai terobosan program-program pertanian, seperti Taxi Alsintan, Petani Millennial, dan Aplikasi Pesan Alsintan Via Online menjadi dasar penilaian baik terhadap kinerja Kementan. Program-program tersebut dinilai sebagai langkah inovatif kemandirian ekonomi, program inovatif bidang pelayanan publik dan program inovatif pendukung digitalisasi yang menjadi landasan Kementan meraih penghargaan Program Inovatif Untuk Negeri. Menurut Pemimpin Redaksi Merdeka.com, Darojatun, Negeri ini butuh banyak inspirasi. Semangat berinovasi harus terus dijaga, sehingga semakin banyak orang tergerak untuk memberikan kebaikan. Penghargaan ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dengan cara mengapresiasi para inspirator yang bergerak atas nama kemajuan negeri seperti halnya yang dilakukan Kementerian Pertanian. “Kami nilai Kementan memiliki program dan inovasi yang sangat baik dalam pemberdayaan petani dan meningkatkan kesejahteraan petani selama ini, seperti Taxi Alsintan misalnya, program ini kami nilai sangat baik dalam mendukung aktivitas petani di lapangan dan sangat baik dalam melatih kemandirian petani,” ungkapnya. Sebagai informasi penghargaan ini memiliki 6 kategori yakni Program Penguatan Ekspor Daerah, Program Desa Wisata, Program Reformasi Birokrasi, Program Pemberdayaan UMKM, Program Inovatif untuk Negeri, Sosok Inspiratif untuk Indonesia. Lebih lanjut Dorojatun mengatakan penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi dan menginspirasi lebih banyak pihak dalam berinovasi. “Apresiasi dan penghargaan ini diharapkan menjadi penyemangat bagi semua pihak agar terus berinovasi dan menginspirasi untuk Indonesia,” tutupnya.

  • Teknik Menanam Alpukat: Perawatan Tanaman untuk Hasil Buah yang Berkualitas

    Alpukat merupakan salah satu buah yang sangat populer saat ini, itu karena buah berwarna hijau kekuning-kuningan ini mengandung banyak nutrisi dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Tidak banyak buah yang mengandung lemak sehat, salah satu buah yang paling kaya lemak sehat adalah alpukat. Lemak tak jenuh dalam alpukat ini dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan mengatur kadar kolesterol dalam tubuh. Selain itu, kandungan serat dalam alpukat juga cukup tinggi sehingga dapat melengkapi kebutuhan serat harian kita. Serat sendiri sangat penting bagi tubuh karena bertugas mengatur pencernaan, mencegah sembelit, dan menjaga perasaan kenyang lebih lama. Alpukat juga mengandung sejumlah vitamin yang diperlukan tubuh, mulai dari vitamin K, C, E, B, hingga B9. Bahkan, buah ini juga mengandung magnesium yang penting untuk berbagai fungsi tubuh, termasuk pembentukan tulang dan regulasi tekanan darah. Nah, lantas bagaimana cara membudidayakan alpukat agar menghasilkan buah yang berkualitas. Mari simak tips berikut ini: Proses ini dimulai dengan memilih biji alpukat yang sehat dan matang sebagai bibit. Setelah itu, biji ditanam setengah terendam di dalam pot dengan media tanam yang baik, seperti campuran tanah taman dan pasir. Penempatan pot sebaiknya di tempat yang mendapat paparan sinar matahari yang cukup, tetapi tidak langsung terkena sinar matahari terik. Selama masa pertumbuhan bibit alpukat, perlu memastikan tanah tetap lembab namun tidak terlalu basah. Irigasi perlu dilakukan secara teratur, namun hindari genangan air yang berlebihan. Pemupukan juga penting dilakukan setiap beberapa bulan dengan pupuk yang mengandung nutrisi seimbang. Penting untuk memahami teknik pemangkasan yang benar. Pemangkasan harus dilakukan saat bibit mencapai tinggi tertentu, untuk merangsang pertumbuhan cabang samping dan menghasilkan tanaman yang kuat. Juga, pemangkasan membantu mengontrol bentuk tanaman agar lebih rapi dan mudah dirawat. Ketika alpukat mulai berbuah, perhatian ekstra diperlukan. Jaga agar tanah tetap lembab tetapi tidak tergenang. Mulsa organik dapat membantu menjaga kelembaban tanah dan menghambat pertumbuhan gulma. Pemupukan khusus untuk masa berbuah diperlukan guna mendukung perkembangan buah yang berkualitas. Terakhir, pastikan untuk mengamati tanaman secara berkala guna mendeteksi tanda-tanda penyakit atau serangga pengganggu. Langkah pencegahan atau pengobatan dini akan membantu menjaga kesehatan tanaman. Dengan mengikuti teknik-teknik tersebut, Anda dapat merawat tanaman alpukat secara optimal dan menghasilkan buah-buah yang lezat dan berkualitas tinggi. Ingatlah bahwa kesabaran dan perhatian adalah kunci utama dalam proses menanam alpukat yang sukses.

  • Keju Organik Pertama di Indonesia Berhasil Diproduksi di Pasuruan

    Koperasi Susu Setia Kawan (KPSP) Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur menorehkan prestasi membanggakan bagi dunia peternakan nasional. Koperasi ini berhasil memproduksi susu segar organik dan keju organik. Dalam sehari, KPSP berhasil memproduksi 1.500 liter susu organik sekaligus 150 kilogram keju organik. Produk organik yang dihasilkan dari koperasi ini merupakan yang pertama kali di Indonesia. Keju bernama Bromo Organic Cheese ini juga merupakan bentuk dukungan untuk program pemerintah dalam melakukan hilirisasi produk peternakan nasional. Dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah produksi peternakan. Rencananya, susu dan keju organik produksi anak bangsa ini akan dijual ke pasar internasional, dengan tujuan ekspor Singapura dan Malaysia. Peluncuran program hilirisasi peternakan produk susu dan dan keju organik tersebut dihadiri langsung oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), Selasa (29/8/2023). Mentan SYL menyebut, peluncuran produk susu dan keju organik ini merupakan salah salah satu langkah nyata Kementan dalam mendorong hilirisasi produk peternakan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. “Ini pertama kita melakukan launching susu dan keju organik. Ini menunjukkan bahwa bangsa ini memiliki potensi yang sangat besar. Orang di seluruh dunia makan keju kan. Ternyata keju kita tidak kalah, ” Kata politisi Partai NasDem tersebut. Mentan juga berpendapat jika disetujui maka Kabupaten Pasuruan bisa dijadikan sebagai daerah penghasil keju dengan potensi yang dimiliki. “Kalau Gubernur dan Pak Bupati siap. Pasuruan dijadikan daerah penghasil keju saja,“ katanya. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Lokasi Pilot Project Pengembangan Susu Organik yang ada di Setia Kawan Pasuruan ini, sejak dikonversi menjadi peternakan organik pada tahun 2021, memiliki target produksi di tahun 2023 mencapai 32 ribu liter susu organik segar. Susu tersebut akan diolah menjadi 3 ton keju organik, dan proyeksi untuk 3 tahun ke depan (tahun 2026) produksi susu organik segar tahunan akan mencapai 1,5 juta liter dan keju organik sebanyak 157 ton. Target produksi ini diharapkan dapat mendorong pengembangan usaha peternakan sapi perah organik Indonesia untuk menghasilkan produk berkualitas yang tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia tetapi juga dunia. Sementara itu, Menteri Syahrul meyakini bahwa dua produk organik ini akan bisa menguasai pasar dunia. Sebab dalam waktu dekat, Pemerintah Pusat akan membantu memperbanyak jumlah sapi perah untuk Kabupaten Pasuruan hingga 1000 ekor. "Pokoknya akhir tahun ini, saya nggak mau tahu harus ada 1000 ekor sapi tambahan untuk para peternak di KPSP. Supaya stok susu organik dan keju organik semakin banyak," ucapnya. Lebih lanjut Syahrul juga menargetkan di tahun 2026 mendatang, Indonesia bisa mengekspor sebanyak 3 juta ton keju organik. Oleh karenanya, selain jumlah sapi yang diperbanyak, kualitas keju juga wajib diperhatikan. Mulai dari kebersihan hingga rasa keju yang dihasilkan. "Saya dari kecil gak bisa gak makan keju. Sampai sekarang masih sangat suka. Makanya tahun 2026 mendatang saya targetkan bisa produksi 3 juta ton keju organik," harapnya. Sementara itu, Ketua KPSP Setia Kawan, Sulistyanto menjelaskan, untuk bisa memproduksi susu organik, sapi-sapi harus dalam keadaan sehat. Begitu pula rumput yang digunakan sebagai pakan juga harus dipupuk organik. Ke depannya, pihaknya akan bekerja sama dengan PT Indolakto untuk memproduksi susu organik yang akan dikirim di pasar nasional. "Kesehatan sapi, kebersihan kandang harus diperhatikan. Dan ke depan kami akan bekerja sama dengan PT Indolakto untuk produksi susu organik bagi masyarakat Indonesia," ujarnya.

  • Kisah Sukses Peternak Muda di Kediri hingga Berdayakan Masyarakat

    Dengan menekuni usaha peternakan, seorang pemuda dari Jawa Timur mampu memberdayakan dan meningkatkan ekonomi para pelaku Usaha Mirko, Kecil dan Menengah di wilayahnya yang ada di Dusun Purworejo Desa Bringin, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri. Untuk mengoptimalkan potensi ekonomi lokal, pria berusia 35 tahun ini menerima bantuan modal dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, atau BRI, melalui program kredit usaha rakyat (KUR). Sebagai seorang inovator, Wasis telah merintis pengembangan sentra madu di wilayahnya sejak tahun 2018. Pada saat itu, ia menyadari bahwa meskipun banyak peternak lebah di daerah tersebut, mereka sering kali menghadapi kesulitan dalam proses pemasaran. Seorang pecinta bersepeda itu akhirnya memutuskan untuk membuka kios penjualan madu pertamanya di daerahnya sendiri dan mulai menerima madu dari peternak-peternak setempat untuk dijual. Baca juga: Kisah Petani Yogya Sukses Budidaya Kurma hingga Berbuah Lebat Kisah Sukses Peternak Sapi Kuningan, Kirim Sapi ke Istana Presiden Wasis juga berbagi gagasan kepada sesama peternak untuk membuka toko atau gerai di depan rumah masing-masing, menghasilkan sekitar 40 peternak lebah yang ikut serta. Seiring waktu berjalan, usaha peternak lebah madu rintisan Wasis yang diberi nama Madu Bremono Super mulai dikenal dan dicontoh oleh peternak lebah lainnya. Saat ini, ada sekitar 20 kios toko madu yang berjejer menjual hasil madu, mengikuti jejak langkah Wasis. Wasis percaya bahwa setiap jenis madu memiliki pasar sendiri, mirip dengan sentra Tahu Kuning di Kediri yang memiliki banyak penjual tahu dengan toko berjejer dan selalu laku di pasaran. Seiring dengan kesuksesannya, Wasis diangkat menjadi ketua perkumpulan peternak lebah Kediri dan juga menjadi sumber inspirasi bagi para pelajar dan mahasiswa yang tertarik mempelajari tentang lebah dan proses pembuatan madu. Selain berfokus pada usaha peternakan lebah madu, Wasis juga memiliki dua tujuan utama: menjalankan bisnis dan memberikan edukasi mengenai pengembangan usaha perlebahan. Dia sering mengikuti pameran dan pelatihan produk madu di Kabupaten Kediri, serta memasarkan produknya melalui berbagai platform online seperti Tokopedia, Shopee, dan media sosial lainnya. Meskipun produk madu yang ia pasarkan mengalami fluktuasi tergantung pada permintaan pasar, Wasis terus berupaya memperluas jangkauan pasarnya. Melalui upaya pemasaran digital dan kolaborasi dengan petani lebah lainnya, produk Madu Bremono Super yang diproduksinya semakin dikenal di seluruh Indonesia. Dari pinjaman KUR sebesar Rp200 juta rupiah dari BRI pada tahun 2020, Wasis telah menggunakan dana tersebut untuk renovasi toko dan pengembangan peternakan lebahnya. Semangat Wasis Handoko dalam beterndak telah menciptakan perubahan signifikan pada industri madu lebah di daerahnya. Kiprah dia ini tentu saja memberikan contoh inspiratif bagi para pelaku UMKM lainnya di seluruh Indonesia.

  • Kementan Bantu Petani Pasarkan Produk ke Luar Negeri Lewat Upland Project

    Untuk memastikan petani tidak hanya mampu memproduksi lebih besar namun juga harus memastikan bahwa produk mereka memiliki nilai lebih. Salah satu caranya adalah dengan memasarkan produk pertanian ke pasar internasional. Melalui program “Upland Project”, Kementerian Pertanian (Kementan) memberi naungan kepada para petani untuk memudahkan dalam memasarkan produk pertanian ke pasar luar negeri. Hal tersebut selaras dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk terus meningkatkan nilai produk pertanian nasional sehingga kesejahteraan petani terus meningkat. Program Upland Project ini merupakan projek pertanian terbadu yang menyelaraskan antara sektor hulu dan hilir yang terintegrasi. Program hilirisasi ini juga sejalan dengan program pemerintah, termasuk dalam hilirisasi pertanian. "Bukan hanya produksi yang dikejar, tetapi juga memastikan petani bisa mendapatkan hasil penjualan yang terbaik, sehingga akan meningkat pendapatannya," kata Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Kementerian Pertanian Ali Jamil dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (28/8/2023). Proyek Pengembangan Sistem Pertanian terpadu di Daerah Dataran Tinggi atau Development of Integrated Farming System at Upland Area (Upland Project), merupakan program dari Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementrian Pertanian atas dukungan dari Islamic Development Bank (IsDB) dan International Fund For Agricultural Development (IFAD). Upland Project juga telah memberikan pelatihan ekspor untuk petani di enam kabupaten yakni Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Magelang, Subang, Tasikmalaya dan Sumenep. Selanjutnya Upland Project juga akan melakukan pelatihan manajemen ekspor secara bertahap di tujuh kabupaten lainnya. Pelatihan manajemen ekspor ini diharapkan menjadi fondasi bagi petani yang tergabung dalam korporasi petani untuk bisa memulai menyiapkan kelembagaan-nya menjadi pengekspor. Beberapa upaya telah dilakukan Upland Project untuk bisa mengenalkan produk petani Indonesia di pasar internasional, antara lain membawa produk petani Upland mengikuti pameran tingkat internasional yang dilaksanakan di Belanda, Turki dan Amerika pada 2022. "Kami sangat konsern mendorong peningkatan rantai nilai dari produk pertanian supaya memastikan produk petani mendapatkan nilai jual yang terbaik dan meningkatkan pendapatan petani," kata Pengelola Program atau Project Management Unit Upland Project Farakka Sari.

bottom of page